Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik India dan Pakistan

Intelijen Barat Negara '5 Mata' Mau Bedah Fragmen Rudal PL-15 Buatan China yang Ditemukan di India

Bagi intelijen militer AS dan sekutunya, pecahan rudal seperti PL-15 buatan China merupakan 'harta karun' yang sangat berharga

DSA/Tangkap Layar
DIANALISIS BARAT - Fragmen rudal PL-15 buatan China yang diduga dilepaskan jet tempur Pakistan saat konfrontasi dengan jet tempur India. Fragmen rudal ini dilaporkan akan diperiksa oleh badan intelijen Barat untuk diteliti.
DSA/Tangkap Layar
DIANALISIS BARAT - Fragmen rudal PL-15 buatan China yang diduga dilepaskan jet tempur Pakistan saat konfrontasi dengan jet tempur India. Fragmen rudal ini dilaporkan akan diperiksa oleh badan intelijen Barat untuk diteliti.

Hal ini secara tidak langsung memberikan peringatan dini kepada negara-negara Barat tentang luasnya penyebaran senjata canggih Tiongkok di kawasan Asia Selatan, dan bagaimana hal itu dapat mengubah keseimbangan kekuatan militer di kawasan tersebut.

Selain itu, badan intelijen tersebut juga ingin memastikan apakah spesifikasi sebenarnya dari rudal PL-15 — termasuk klaim jangkauan maksimum lebih dari 300 km dan kemampuan anti-siluman — benar-benar asli atau hanya propaganda militer China.
 
Informasi ini penting untuk menyederhanakan strategi udara Barat , terutama dalam menghadapi potensi konflik di Indo-Pasifik yang melibatkan aset China atau sekutunya.
 Rudal BVRAAM “PL-15” dan WVRAAM “PL-10” yang akan melengkapi pesawat JF-17 “Thunder” dan J-10C Pakistan.

DIANALISIS BARAT - Fragmen rudal PL-15 buatan China
DIANALISIS BARAT - Fragmen rudal PL-15 buatan China yang diduga dilepaskan jet tempur Pakistan saat konfrontasi dengan jet tempur India. Fragmen rudal ini dilaporkan akan diperiksa oleh badan intelijen Barat untuk diteliti.

Ada Komponen Rusia?

Selain itu, para ahli intelijen juga akan memeriksa apakah ada komponen buatan Rusia dalam sistem rudal tersebut, mengingat China sebelumnya telah menggunakan teknologi mesin dan radar dari Moskow.

Temuan semacam itu dapat membantu mengungkap jejak kerja sama "diam-diam" antara industri pertahanan Tiongkok dan Rusia , yang sekarang menjadi fokus utama Washington dan sekutunya dalam konteks sanksi dan kontrol ekspor senjata.

Dari perspektif geopolitik, informasi yang diperoleh melalui analisis fragmen-fragmen ini dapat digunakan oleh negara-negara Barat untuk menekan China dan Pakistan di panggung internasional , serta mempertahankan posisi India dalam masalah keamanan regional.
 
Hal yang lebih penting, penemuan ini akan memberikan dorongan bagi perusahaan pertahanan Barat seperti Raytheon, Lockheed Martin dan MBDA untuk mengembangkan rudal baru atau sistem pertahanan udara yang mampu melawan ancaman PL-15.

Secara keseluruhan, analis militer melihat insiden ini bukan sekadar masalah teknis, tetapi perkembangan strategis yang memiliki dampak besar pada keseimbangan kekuatan udara di Asia Selatan , dan mempercepat perlombaan senjata antara kekuatan besar dunia.

NAIK DAUN - Jet tempur J-10C milik Pakistan yang tengah naik daun lantaran dilaporkan menembak jatuh jet Rafale India buatan Perancis. J-10 adalah jet buatan China yang disebut-sebut dibantu Israel secara teknis dalam pengembangannya.
NAIK DAUN - Jet tempur J-10C milik Pakistan yang tengah naik daun lantaran dilaporkan menembak jatuh jet Rafale India buatan Perancis. J-10 adalah jet buatan China yang disebut-sebut dibantu Israel secara teknis dalam pengembangannya. (DSA/Tangkap Layar)

Berkecepatan Mach 4

Rudal udara-ke-udara jarak jauh  PL-15  memiliki kecepatan Mach 4 dan dilengkapi dengan radar Active Electronically Scanned Array  (AESA ) dan dirancang untuk pertempuran di luar jangkauan visual (BVR).

Ia memiliki kemampuan mengebom target udara sejauh 300 km.

Dikembangkan oleh Akademi Rudal Lintas Udara China (CAMA), PL-15 sekarang dianggap sebagai salah satu rudal BVR paling berbahaya di dunia, setara dengan AIM-120D AMRAAM buatan AS dan  METEOR buatan Eropa  .

Menurut analis militer regional, kehadiran rudal udara-ke-udara jarak jauh PL-15 yang berkemampuan tinggi dengan jangkauan hingga 300 kilometer akan memberikan Pakistan kemampuan untuk melancarkan serangan terhadap target musuh dari jarak jauh.

Ini akan menciptakan tantangan taktis yang serius bagi Angkatan Udara India (IAF), terutama untuk pesawat tempur utama seperti Su-30MKI, Rafale, dan Mirage 2000, yang mungkin harus mengubah taktik operasi udara mereka.

Kemampuan radar AESA pada PL-15, dipadukan dengan sistem tautan data dua arah, juga memungkinkan Pakistan untuk melakukan serangan udara yang lebih tepat dan koordinasi pertempuran udara yang lebih baik dan lebih efektif.

Rudal udara-ke-udara BVR PL-15 menggunakan sistem propulsi motor roket bahan bakar padat pulsa ganda, yang memungkinkannya mempertahankan kecepatan tinggi di seluruh lintasan penerbangannya untuk meningkatkan kemungkinan mencegat target udara berkinerja tinggi seperti pesawat tempur generasi kelima. 
 
Dalam hal teknologi deteksi target, PL-15 dilengkapi dengan radar aktif AESA frekuensi tinggi mini yang mampu beroperasi secara mandiri, membuat rudal ini sulit dihindari oleh sistem pertahanan udara yang ada.

Rudal tersebut juga memiliki kemampuan tautan data dua arah yang memungkinkan koreksi lintasan secara real-time oleh pesawat peluncur untuk beradaptasi dengan perubahan taktis di medan perang.

Dengan panjang sekitar 4 meter, berat sekitar 200 kilogram, dan kecepatan maksimum sekitar Mach 4, PL-15 dianggap sebagai salah satu ancaman terbesar bagi dominasi udara lawan, termasuk menjadi penantang langsung bagi rudal udara-ke-udara generasi terbaru seperti AIM-120D AMRAAM dari Amerika Serikat dan Meteor dari Eropa.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved