Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Trump Kunjungi Timur Tengah, Berniat Ubah Nama Teluk Persia dan Jual Senjata Rp23 Triliun ke UEA
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memulai lawatan ke Timur Tengah pada Senin (12/5/2025), sejumlah agenda kontroversial telah menantinya.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump memulai lawatan ke Timur Tengah pada Senin (12/5/2025).
Sejumlah agenda kontroversial telah menantinya, termasuk rencana mengubah penyebutan "Teluk Persia" menjadi "Teluk Arab".
Berbicara kepada wartawan di Gedung Putih pekan lalu, Trump mengisyaratkan keputusan soal nama perairan strategis itu akan diumumkan selama kunjungannya ke wilayah tersebut.
“Saya akan mengambil keputusan selama berada di sana,” kata Trump, seperti dilansir Associated Press.
Langkah itu diyakini akan memicu reaksi keras dari Iran, yang selama ini menegaskan bahwa nama "Teluk Persia" memiliki dasar sejarah dan hukum internasional.
Sementara itu, banyak negara Arab di kawasan, termasuk Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA), lebih memilih istilah "Teluk Arab".
Ketegangan seputar nama tersebut telah lama menjadi simbol persaingan geopolitik antara Iran dan negara-negara Arab Teluk.
Penjualan Senjata ke UEA
Selain soal penyebutan Teluk, kunjungan Trump juga dibarengi pengumuman penjualan senjata ke UEA senilai USD 1,4 miliar atau sekitar Rp23 triliun.
Badan Kerja Sama Keamanan Pertahanan AS (DSCA) menyebut penjualan ini mencakup enam helikopter CH-47F Chinook serta sistem komunikasi, navigasi, dan peringatan rudal.
“Penjualan ini mendukung kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS, sekaligus meningkatkan kemampuan UEA menghadapi berbagai ancaman,” kata DSCA dalam pernyataan resmi.
Baca juga: Analis Politik AS-Turki Ditahan Dua Jam di Bandara, Ditanyai soal Trump, Gaza, dan Hamas
UEA disebut akan menggunakan alutsista itu untuk misi pencarian dan penyelamatan, bantuan kemanusiaan, dan operasi kontraterorisme.
Lawatan Trump ke Timur Tengah
Trump dijadwalkan mendarat di Riyadh, Arab Saudi, pada Selasa (13/5/2025) pagi waktu setempat, sebelum melanjutkan perjalanan ke Qatar dan UEA.
Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman, disebut akan menyambut langsung kedatangan Trump di Bandara Internasional Raja Khalid.
Lawatan ini juga diwarnai protes dari kalangan media.
Beberapa kantor berita besar seperti Associated Press, Reuters, dan Bloomberg tidak diizinkan ikut dalam pesawat Air Force One.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.