Konflik Rusia Vs Ukraina
Yakin Situasinya Buruk, Trump Peringatkan Ukraina Bisa Hancur dalam 3 Tahun tanpa Kesepakatan Damai
Menurut Trump, Ukraina berhadapan dengan mesin perang besar Rusia yang tidak dapat dikalahkannya, sehingga Ukraina disebut bisa hancur.
Sementara Rusia melancarkan serangan mahal di Oblast Donetsk dan di seluruh front selatan, pasukannya tampaknya berjuang untuk terus maju.
Menurutnya, Ukraina telah menjadi lebih baik dalam melawan serangan-serangan ini, termasuk dengan penggunaan drone FPV dan ranjau yang murah.
"Merayap satu kilometer demi satu kilometer di negara sebesar Ukraina bukanlah strategi yang layak," jelas Janovsky.
Berdasarkan rekaman sumber terbuka serangan Rusia sejauh ini dalam serangan musim semi, Janovsky menilai bahwa serangan yang mengandalkan unit mekanis dan bermotor serta "sejumlah besar infanteri" tidak berjalan dengan baik.
Meski demikian, serangan Rusia di lapangan tidak ada habisnya, dan intensitasnya bervariasi dari hari ke hari.
Rusia Diklaim Bergerak Maju
Oleksandr Spytsin, komandan unit pesawat nirawak di divisi operasi khusus Omega Garda Nasional, yang ditempatkan di dekat Pokrovsk, mengatakan bahwa pasukan Rusia telah bergerak maju "tanpa henti."
Tugas unitnya adalah menemukan dan mencegah mereka mencapai posisi infanteri Ukraina.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.162, Trump Sebut Ukraina Akan Hancur: Senjata Tak Harus Peluru

"Kami kerap mengamati pola ini: Saat mereka menerima pukulan telak, aktivitas mereka menurun keesokan harinya, mereka sedikit lebih tenang," kata Spytsin kepada Kyiv Independent di posisi pesawat tanpa awak sekitar dua kilometer dari garis "nol".
"Mungkin mereka tidak beroperasi selama sehari, atau mereka fokus pada arah lain, lalu mereka kembali ke sini lagi, bersikap seolah tidak terjadi apa-apa," katanya.
Janovsky meramalkan bahwa potensi keuntungan Rusia di masa depan akan bergantung pada berapa banyak sumber daya yang bersedia dialokasikan Moskow, terutama mengingat bagaimana peralatan yang dapat digunakan dari penyimpanan massal warisan Soviet tersebut "menyusut secara signifikan."
Meskipun kerugian Rusia melebihi kapasitas produksi persenjataannya, Moskow kemungkinan akan mampu terus mengisi ulang unitnya tahun ini.
Bahkan jika itu berarti menggunakan opsi yang kurang menguntungkan seperti kendaraan sipil alih-alih pengangkut personel lapis baja, menurut Janovsky.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.