Selasa, 7 Oktober 2025

Konflik Korea

AS Perbanyak Pasukan di Korea Selatan, Korea Utara Punya China dan Rusia, Kim Jong Un: Ancaman!

Kim Jong Un mengklaim kalau AS sedang bersiap untuk memastikan dapat melancarkan "serangan pendahuluan" terhadap Korut

Tangkapan layar YouTube TaiwanPlus News
KIM JONG UN - Tangkapan layar YouTube TaiwanPlus News pada Selasa (9/9/2025) yang menampilkan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah mengawasi uji coba darat mesin rudal hipersonik jarak menengah yang sedang dikembangkan negaranya pada Maret 2024, lalu. Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un pada hari Senin (8/9/2025) mengawasi uji coba mesin roket berdaya dorong tinggi terbaru yang menjadi bagian penting dalam persiapan peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) generasi berikutnya, Hawasong-20. 

AS Perbanyak Pasukan di Korea Selatan, Korea Utara Punya China dan Rusia, Kim Jong Un: Ancaman!

TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara akan "mengambil langkah-langkah militer tambahan" dalam menghadapi apa yang Pyongyang lihat sebagai "perkuatan kekuatan militer Amerika Serikat" di dekat negara yang tertutup itu.

Hal itu dinyatakan pemimpin negara itu, Kim Jong Un terkait eskalasi yang berkembang di kawasan tersebut, khususnya terkait keberadaan pasukan AS di Korea Selatan.

Baca juga: Korea Utara Diduga Miliki 2.000 Kg Uranium Hasil Pengayaan, Korsel Diminta Makin Waspada

Mengapa Hal Ini Penting

Korea Utara telah berpaling dari jalur reunifikasi yang telah lama dijalin dengan Korea Selatan.

Kedua negara secara teknis masih berperang beberapa dekade setelah perjanjian gencatan senjata tahun 1953 mengakhiri Perang Korea yang berlangsung selama tiga tahun. 

Pemerintah Korea Selatan sebetulnya menyatakan harapannya untuk meredakan ketegangan dengan Korea Utara, aspirasi yang tampaknya telah dikesampingkan oleh Pyongyang.

Pyongyang semakin dekat dengan Rusia dan Tiongkok seiring dengan terus berlanjutnya program peningkatan kekuatan militer dan pengembangan persenjataan yang intensif, termasuk kemampuan nuklirnya.

Para pejabat dan pakar Barat meyakini Rusia telah menawarkan bantuan dalam program militernya ke Korea Utara.

Ini membuat sikap Pyongyang sangat kritis terhadap hubungan AS dengan Korea Selatan dan Jepang.

Sebagai catatan, baik AS, Korea Selatan, dan Jepang merupakan negara-negara yang cemas atas persenjataan nuklir Korea Utara yang terus berkembang, uji coba rudal balistik antarbenua, dan pameran desain hipersonik.

PELUNCURAN NUKLIR - Foto tangkap layar media pemerintah Korea Utara yang menunjukkan uji coba peluncuran rudal. Korea Utara dilaporkan memiliki pangkalan rahasia berisi rudal yang mampu menghantam Amerika Serikat yang lokasinya berada di dekat China.
PELUNCURAN NUKLIR - Foto tangkap layar media pemerintah Korea Utara yang menunjukkan uji coba peluncuran rudal. Korea Utara dilaporkan memiliki pangkalan rahasia berisi rudal yang mampu menghantam Amerika Serikat yang lokasinya berada di dekat China. (khaberni/tangkap layar)

Apa yang Perlu Diketahui

"Sejalan dengan peningkatan persenjataan militer AS di kawasan Korea Selatan, perhatian strategis kami terhadap kawasan ini juga meningkat, dan oleh karena itu kami telah menugaskan aset khusus kami ke target-target utama yang menjadi perhatian kami," ujar Kim dalam pidato yang dilaporkan oleh media pemerintah Korea Utara.

ROK, atau Republik Korea, adalah nama resmi Korea Selatan.

Seoul adalah sekutu utama AS dan sekitar 28.500 tentara AS ditempatkan secara permanen di semenanjung yang terbagi tersebut.

Kedua negara telah mengadakan beberapa latihan gabungan dalam beberapa bulan terakhir, termasuk latihan Freedom Edge — yang melibatkan Jepang — yang berakhir pada 19 September. Bulan lalu, Angkatan Udara AS membentuk skuadron drone MQ-9 Reaper permanen di Korea Selatan.

Kim mengatakan hubungan antara Washington dan Seoul "mencapai kemajuan pesat," termasuk dengan melaksanakan latihan militer.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved