Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
Rayakan 100 Hari Menjabat sebagai Presiden, Donald Trump: Tidak Ada yang Bisa Menghentikan Saya
100 hari pemerintahannya sebagai presiden AS, Donald Trump menyebut bahwa tidak ada seorang pun yang bisa menghentikannya.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Wahyu Gilang Putranto
“Para hakim ini mencoba mencabut kewenangan yang diberikan kepada presiden untuk menjaga keamanan negara kita."
“Itu bukan hal yang baik. Tapi saya berharap, demi masa depan negara ini, Mahkamah Agung akan turun tangan. Kita harus bertindak."
"Orang-orang ini hanya ingin menghancurkan negara kita."
"Tidak ada yang bisa menghentikan saya dalam misi untuk menjaga keamanan Amerika.”
Jajak Pendapat Menurun, Trump Sebut Palsu
Dalam kesempatan yang sama, Trump menolak hasil jajak pendapat yang menunjukkan penurunan tingkat persetujuan terhadap dirinya, sebagaimana dilaporkan ABC Net.
Sejumlah jajak pendapat yang dilakukan untuk menandai 100 hari kepresidenannya menunjukkan penurunan signifikan, bahkan mencetak rekor terendah untuk periode ini.
Rata-rata jajak pendapat The New York Times — berdasarkan survei dari berbagai lembaga di AS — menunjukkan penurunan tingkat persetujuan terhadap Trump sebesar 8 persen sejak pelantikan, dari 52 persen menjadi 44 persen.
Sementara itu, tingkat ketidaksetujuan meningkat dari 43 persen menjadi 53 persen.
“Jika itu jajak pendapat yang sah, saya pasti ada di angka 60 atau 70 persen,” katanya.
“Orang-orang ini tidak jujur. Mereka lebih banyak mewawancarai Demokrat daripada Republik.”
Baca juga: Di Tengah Kritik, Trump Sebut 100 Hari Pemerintahannya Paling Sukses dalam Sejarah AS
Jajak pendapat terbaru juga menunjukkan bahwa mayoritas publik menolak kebijakan tarif Trump.
Dalam survei CNN/SSRS yang dirilis Senin (28/4/2025), sebanyak 55 persen responden menyatakan kebijakan tersebut buruk, sementara hanya 28 persen yang menyebutnya baik.
Survei tersebut juga menemukan bahwa tingkat persetujuan terhadap Trump dalam isu ekonomi merosot ke titik terendah sepanjang karier politiknya, yaitu 39 persen.
Hanya sekitar setengah dari pemilih yang masih percaya pada kemampuannya menangani ekonomi, isu yang sebelumnya menjadi alasan utama mereka memilihnya dalam pemilu lalu.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.