Rabu, 1 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Israel Hancurkan Rafah, Gaza Dikepung Kelaparan: Warga Khawatir Digiring ke Kamp Tertutup

Kota Rafah diratakan hingga blokade Israel memutus akses pangan dan obat-obatan untuk 2,3 juta penduduk Gaza selama hampir dua bulan.

khaberni/tangkap layar
SERANGAN UDARA ISRAEL - Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan bekas ledakan bom dari serangan udara Israel di Beit Lahia, Gaza Utara, Sabtu (14/3/2025). Israel berdalih, serangan menargetkan terduga milisi perlawanan yang hendak memasang perangkap. Militer Israel tengah membangun "zona kemanusiaan" baru di Rafah. 

Israel berdalih bahwa selama masa gencatan senjata sebelumnya, cukup banyak bantuan yang masuk ke Gaza, sehingga penduduk dianggap tidak dalam bahaya kelaparan.

Tel Aviv mengklaim tidak dapat mengizinkan masuknya pasokan tambahan karena dikhawatirkan akan disalahgunakan oleh Hamas.

Sementara itu, badan-badan PBB memperingatkan bahwa Gaza kini berada di ambang kelaparan massal dan krisis kesehatan, dalam kondisi terburuk sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.

Korban Jiwa Bertambah

Pada Senin (28/4/2025), pejabat kesehatan Gaza melaporkan setidaknya 23 orang tewas dalam serangan terbaru Israel di seluruh Jalur Gaza.

Sekitar 10 orang, termasuk anak-anak, dilaporkan tewas dalam serangan udara terhadap sebuah rumah di Jabalia.

Sementara enam orang lainnya tewas dalam serangan di sebuah kafe di wilayah selatan.

Rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan sejumlah korban luka berat masih duduk di sekitar meja di kafe tersebut.

Baca juga: Warga Gaza Terpaksa Makan Rumput Liar Imbas Stok Makanan Habis: Tak Ada Daging, Tak Ada Tepung

Perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika pejuang Hamas menyerang komunitas Israel, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya, menurut data Israel.

Sejak itu, lebih dari 51.400 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel, menurut pejabat kesehatan Palestina.

Bertahan Hidup dengan Rumput Liar dan Kura-Kura

Krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah.

Program Pangan Dunia (WFP) mengungkapkan pada Jumat lalu kalau mereka telah kehabisan stok makanan akibat penutupan terlama yang pernah terjadi di wilayah tersebut.

Dengan tidak adanya pasokan makanan, banyak warga Gaza terpaksa memetik rumput liar dan daun kering untuk bertahan hidup.

Beberapa nelayan bahkan mulai menangkap kura-kura, mengulitinya, dan menjual dagingnya.

"Saya pergi ke dokter, diberi tahu ada batu ginjal dan butuh operasi seharga 300 dolar."

"Saya memilih menahan rasa sakit dan menggunakan uang itu untuk membeli makanan bagi anak-anak saya," ujar seorang perempuan asal Kota Gaza kepada Reuters, meminta agar identitasnya dirahasiakan demi keamanan.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved