Paus Fransiskus Wafat
Umat Katolik Dunia Beri Penghormatan Terakhir pada Paus Fransiskus yang Disemayamkan dalam Peti Kayu
Sejak pagi buta, ribuan peziarah memadati Lapangan Santo Petrus di bawah langit cerah musim semi.
Periode sede vacante terbaru dimulai pada 21 April 2025, setelah Paus Fransiskus dinyatakan wafat oleh Vatikan.
Paus berusia 88 tahun itu sebelumnya sempat dirawat selama 38 hari di Rumah Sakit Gemelli, Roma, akibat pneumonia ganda, sebelum akhirnya pulang menjelang Paskah.
Kini, dunia tengah menantikan siapa yang akan terpilih sebagai Paus baru—pemimpin spiritual bagi lebih dari satu miliar umat Katolik di seluruh dunia.
Apa Itu Novemdiales?
Novemdiales berasal dari bahasa Latin novem yang berarti sembilan.
Istilah ini merujuk pada sembilan hari liturgi penuh doa dan misa arwah untuk mendoakan jiwa Paus yang telah wafat.
Menurut laporan dari Vatican News dan Catholic News Agency, tradisi ini dimulai sehari setelah Camarlengo, pejabat yang memegang kendali administratif selama masa sede vacante, secara resmi mengumumkan wafatnya Paus.
Pada 22 April 2025, misa pertama novemdiales untuk mendoakan arwah Paus Fransiskus digelar di Basilika Santo Petrus.
Misa tersebut dipimpin oleh seorang Kardinal senior.
Prosesi ini menjadi awal dari sembilan hari refleksi mendalam.
Acara ini dihadiri oleh para Kardinal, rohaniwan, dan ribuan umat Katolik dari seluruh dunia.
Baca juga: Paus Fransiskus Pernah Minta Jenazahnya Diletakkan di Peti Mati Kayu Sederhana, Tak Perlu Mewah
Menjelang Konklaf
Selama periode novemdiales, para Kardinal juga mengadakan pertemuan (general congregations).
Pertemuan ini membahas kondisi Gereja global dan menentukan waktu pelaksanaan konklaf—proses pemilihan Paus baru.
Seperti dilaporkan oleh Reuters, konklaf biasanya digelar antara hari ke-15 hingga ke-20 setelah wafatnya Paus.
Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh rangkaian novemdiales dapat berlangsung dengan penuh penghormatan.
Kini, dunia menantikan siapa yang akan melanjutkan tongkat estafet dari Paus Fransiskus.
Namun sebelum itu, Gereja memberi ruang untuk berduka, berdoa, dan bersyukur atas warisan seorang Paus yang telah menorehkan jejak penting dalam sejarah Katolik modern.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.