Dolar Anjlok ke Level Terendah dalam 3 Tahun Usai Trump Sebut Kepala Bank Sentral AS Pecundang Besar
Independensi Federal Reserve, landasan kebijakan ekonomi AS diragukan setelah Presiden AS menyebut kepala lembaga itu disebut pecundang. Dolar anjlok
Dolar Anjlok ke Level Terendah dalam 3 Tahun Usai Trump Sebut Kepala Bank Sentral AS "Pecundang Besar"
TRIBUNNEWS.COM - Pasar keuangan global sedang terpuruk karena dolar Amerika Serikat (AS) anjlok ke titik terendah dalam tiga tahun dan harga emas melonjak ke level yang belum pernah terjadi sebelumnya, USD 3.500 per ons.
Kekacauan ini terjadi setelah Presiden Donald Trump semakin gencar mengkritik Ketua Federal Reserve Jerome Powell, yang ia sebut sebagai "pecundang besar" karena tidak menurunkan suku bunga.
Baca juga: Dari Trump Tower Moskow hingga Logam Tanah Jarang, Saat Ukraina Cuma Jadi Alat Tawar Rusia ke AS
Meningkatnya Ketegangan Guncang Kepercayaan Investor
Dalam serangkaian unggahan di platform Truth Social miliknya, Presiden Trump menuntut pemotongan suku bunga segera, dengan peringatan akan potensi perlambatan ekonomi.
Ia menuduh Powell secara konsisten "terlambat" dalam menanggapi perkembangan ekonomi.
Trump menyatakan kalau pemecatan Powell "tidak akan terjadi cukup cepat".
Pernyataan Trump ini menjadi bumerang karena justru meningkatkan kekhawatiran atas independensi Federal Reserve, landasan kebijakan ekonomi AS.
Investor khawatir, campur tangan politik dapat merusak kemampuan bank sentral untuk mengelola inflasi dan lapangan kerja secara efektif.

Kekacauan Pasar Cerminkan Meningkatnya Ketidakpastian
Pernyataan Trump tersebut telah memicu aksi jual besar-besaran di pasar keuangan AS.
Pasar-pasar saham utama macam S&P 500 turun 2,4 persen, Dow Jones Industrial Average turun 2,5 persen, dan Nasdaq Composite turun 2,6 persen pada Senin.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang mata uang utama, turun ke level terendah sejak 2022.
Emas, yang secara tradisional dianggap sebagai aset safe haven selama masa ketidakpastian, melonjak ke rekor tertinggi USD 3.500 per ons.
Analis mengaitkan kenaikan tersebut dengan kekhawatiran investor atas independensi Fed dan potensi peningkatan inflasi akibat tekanan politik.
Implikasi dan Tanggapan Global
Volatilitas pasar tidak terbatas di Amerika Serikat. Pasar saham Eropa dibuka melemah pada hari Selasa, dengan DAX Jerman dan CAC 40 Prancis turun sekitar 0,5 persen.
Poundsterling Inggris mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan terhadap dolar, yang mencerminkan melemahnya dolar AS.
Para pemimpin dan ekonom internasional telah menyatakan kekhawatiran atas potensi terkikisnya status dolar sebagai mata uang cadangan dunia.
Situasi ini telah memicu diskusi di antara para bankir sentral dan menteri keuangan pada pertemuan musim semi Dana Moneter Internasional di Washington, DC, di mana seruan untuk mempertahankan independensi bank sentral telah meningkat.
Federal Reserve dijadwalkan mengadakan pertemuan kebijakan berikutnya pada bulan Mei.
Meskipun Powell telah menekankan pentingnya keputusan berdasarkan data.
Dia menyatakan kalau tekanan politik yang meningkat menambah kompleksitas pada pertimbangan bank sentral.
"Saat pasar terus menghadapi dampak dari pernyataan Trump, investor memantau dengan saksama perkembangan untuk mencari tanda-tanda stabilitas atau gangguan lebih lanjut dalam lanskap keuangan global," kata ulasan RNTV.
Menanggapi Trump, Hamas: Nyawa Sandera Israel Ada di Tangan Netanyahu |
![]() |
---|
Donald Trump dan Xi Jinping Sepakat Selamatkan Tiktok AS, Ini Syaratnya |
![]() |
---|
Tiongkok Melawan, Janji Serangan Balik Trump Buntut Tarif Tinggi ke Anggota NATO |
![]() |
---|
Pamer Kekuatan: Rusia–Belarus Gelar Latihan Perang, Kerahkan Rudal Nuklir, Jet Bomber, hingga Tank |
![]() |
---|
AS dan China Capai Kesepakatan Awal Soal TikTok, Pembicaraan Final Digelar Jumat dengan Xi Jinping |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.