Konflik Rusia Vs Ukraina
Militer Ukraina: Rusia Gunakan Jeda Perang Paskah untuk Persiapkan Serangan di Kharkiv
Rusia mengumumkan jeda perang Paskah dengan alasan kemanusiaan, tapi militer Ukraina sebut itu hanya taktik.
Penulis:
Tiara Shelavie
Editor:
Bobby Wiratama
Ia juga menambahkan bahwa Rusia terus memfokuskan serangan pada Oblast Donetsk, Luhansk, dan Zaporizhzhia.
Menurut Zelensky, pencapaian taktis terbesar Rusia terjadi pada akhir tahun 2024, tetapi sejak itu mengalami stagnasi akibat meningkatnya kerugian.
Sudah lebih dari sebulan sejak Rusia menolak usulan gencatan senjata penuh selama 30 hari dari pemerintah AS.
Ukraina menyatakan kesiapannya untuk melakukan gencatan senjata penuh jika Rusia juga bersedia menanggapinya secara setara.
Trump Berharap Rusia dan Ukraina Akan Membuat Kesepakatan Minggu Ini
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali menyuarakan harapannya akan tercapainya kesepakatan damai dalam perang antara Rusia dan Ukraina.
Pada Minggu (20/4/2025), Trump menulis dalam sebuah unggahan di media sosial bahwa ia berharap akan ada terobosan diplomatik dalam beberapa hari mendatang, meskipun tanpa menyebutkan secara spesifik apa yang akan terjadi.
"SEMOGA RUSIA DAN UKRAINA AKAN MENCAPAI KESEPAKATAN MINGGU INI," tulis Trump dengan huruf kapital di platform Truth Social.
"KEDUANYA KEMUDIAN AKAN MULAI MENJALIN BISNIS BESAR DENGAN AMERIKA SERIKAT, YANG TENGAH BERKEMBANG PESAT, DAN MENGHASILKAN BANYAK UANG," tambahnya.
Dilansir Kyiv Post, optimisme Trump ini bertolak belakang dengan penolakan resmi Rusia terhadap proposal Amerika Serikat untuk menghentikan perang selama 30 hari.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio, bersama utusan Presiden Steve Witkoff dan Keith Kellogg, dijadwalkan kembali ke London pada Rabu (23/4/2025) untuk melanjutkan pembicaraan dengan perwakilan Ukraina dan sekutu Eropa, menurut dua pejabat pemerintahan Trump kepada Kyiv Post pada Minggu sore.
Baca juga: Gencatan Senjata Paskah Berakhir, Kota-kota di Ukraina Dibombardir Drone-drone Rusia
Pejabat Gedung Putih juga tidak menutup kemungkinan bahwa Witkoff akan melakukan kunjungan berikutnya ke Moskow akhir pekan ini, guna duduk bersama Presiden Vladimir Putin dan mengevaluasi apakah Rusia benar-benar ingin mengakhiri perang.
Sementara itu, organisasi Razom for Ukraine, yang berbasis di AS dan aktif memberikan bantuan kemanusiaan untuk Ukraina, mengunggah pernyataan di media sosial pada Minggu malam yang menyebut bahwa jika Putin terus menyerang warga sipil, maka jelas ia belum siap untuk perdamaian.
Kemungkinan terwujudnya gencatan senjata dalam waktu dekat dinilai semakin tipis, kecuali Trump segera mengubah pendekatannya terhadap konflik ini.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.