Konflik Palestina Vs Israel
Hindari Kontroversi, Hiroshima Persilahkan Semua Negara Ikut Peringatan Bom Atom Termasuk Palestina
perubahan kebijakan ini memungkinkan Palestina untuk pertama kalinya mengirim perwakilan ke upacara peringatan bom atom yang dihelat di Hiroshima.
TRIBUNNEWS.COM - Kontroversi penyelenggaraan peringatan bom atom yang digelar pada tahun 2024 lalu menjadi pembelajaran bagi pemerintah Kota Hiroshima terkait event tersebut.
Seperti yang diketahui sebelumnya, Pemerintah Hiroshima pada tahun lalu menuai kecaman dari banyak pihak karena mengundang Israel dalam peringatan pada tahun lalu.
Pemerintah Hiroshima juga menuai kecaman lantaran pihaknya tak mengundang Rusia dan Belarus sejak 2022 yang juga terlibat dalam memicu peperangan di wilayah eropa.
Sementara itu di waktu yang hampir bersamaan, pemerintah Nagasaki juga menuai kecaman karena tak memberikan undangan ke Israel, Rusia, dan Belarus dalam peringatan di kota mereka.
Langkah Pemerintah Kota Nagasaki yang tidak mengundang Israel ini pun menyebabkan Amerika Serikat dan negara-negara G7 lainnya memboikot upacara tersebut.
Belajar dari kontroversi tersebut, pemerintah Kota Hiroshima pun mengubah cara mengundang pejabat asing untuk menghadiri upacara peringatan perdamaian tahunan yang menandai tragedi pengeboman atom pada 6 Agustus 1945 tersebut di perhelatan tahun ini.
Alih-alih mengirim undangan, pemberitahuan akan dikirimkan ke semua negara dan wilayah yang memiliki kedutaan besar atau kantor perwakilan di Jepang.
Langkah ini membuat Rusia dan Belarus dapat menghadiri upacara tahun ini setelah absen sejak 2022 lalu.
Selain itu, perubahan kebijakan ini juga memungkinkan Palestina untuk pertama kalinya mengirim perwakilan ke upacara peringatan bom atom yang dihelat di Hiroshima.
Hak serupa juga diterima Israel yang masih diperbolehkan hadir dalam upacara tersebut pada tahun ini.
"Karena muncul diskusi tentang standar ganda, kami akan mengubah cara mengajak partisipasi dalam upacara," kata Wali Kota Hiroshima Kazumi Matsui dalam konferensi pers pada Jumat (11/4/2025).
Baca juga: NATO Dorong Jepang Jegal Ekspansi Militer Luar Biasa China di Indo-Pasifik
Pemerintah Hiroshima mengaku salah satu tujuan perubahan ini adalah menjauhkan acara dari politik global dan mengingatkan dunia akan kekejaman perang nuklirĀ
"Intinya, kami ingin kembali ke tujuan awal upacara ini." lanjut Matsui seperti yang dikutip dariĀ Asahi Shinbun.
Pada 2022, Pemerintah Kota Hiroshima awalnya mempertimbangkan untuk mengundang Rusia, tetapi Kementerian Luar Negeri Jepang menolak dengan alasan akan mengirim sinyal ambigu terkait posisi pemerintah.
Akibatnya, Rusia tidak diundang oleh Hiroshima dari 2022 hingga tahun lalu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.