Prancis Tangkap Diplomat Top Rusia Saat Tiba di Bandara, Rusia Protes Keras
Segera setelah tindakan Paris, Rusia memanggil Duta Besar Prancis di Moskow untuk menyerahkan nota protes.
TRIBUNNEWS.COM, PRANCIS - Pihak keamanan Prancis dilaporkan menangkap seorang diplomat staf Kementerian Luar Negeri Rusia di bandara Charles de Gaulle di Paris pada Minggu (6/5/2025).
Rusia langsung meminta penjelasan Prancis.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa pasukan keamanan Prancis juga menyita komputer dan telepon genggam diplomat Rusia itu.
Segera setelah tindakan Paris, Rusia memanggil Duta Besar Prancis di Moskow untuk menyerahkan nota protes.
Rusia mengutuk keras insiden tersebut, menyebutnya sebagai "tindakan memalukan" dan menuntut agar pemerintah Prancis memberikan penjelasan yang jelas tentang apa sebenarnya yang terjadi.
"Kementerian Luar Negeri Rusia telah menyampaikan nota protes keras kepada kepala kedutaan Prancis. Berkat tindakan diplomatik ini, kolega kami akhirnya diizinkan memasuki negara tersebut, tetapi ditahan di area bandara selama sehari penuh. Kami tidak bermaksud meninggalkan tempat ini tanpa mengambil tindakan balasan," kata Zakharova.
Belum jelas mengapa pegawai Kementerian Luar Negeri Rusia ditahan di Prancis.
Zakharova mengatakan bahwa staf Kementerian Luar Negeri Rusia datang ke Prancis sebagai bagian dari delegasi resmi dan telah diberikan visa Prancis.
Paris belum mengomentari masalah tersebut.
"Sementara itu, staf konsulat Rusia di Paris harus menunggu hampir tujuh jam untuk menghubungi pejabat Rusia yang ditahan," kata Zakharova.
"Kedutaan Besar Rusia segera mengirim seorang petugas konsuler ke bandara. Diplomat kami harus menunggu hampir tujuh jam untuk bisa bertemu dengan koleganya, yang telah tiba di Prancis sebagai bagian dari delegasi resmi," tambahnya.
"Kami tidak ingin membiarkan hal ini tanpa konsekuensi," katanya.
Tidak ada tanggapan langsung dari Paris.
"Kami tentu saja menuntut penjelasan dari pihak Prancis. Terus terang, sulit membayangkan bagaimana mereka akan membenarkan diri mereka sendiri," kata Zakharova dalam pengarahan tersebut.
'Benar-benar tidak dapat diterima'
Rusia menyebut penahanan itu "sama sekali tidak dapat diterima" dan mengatakan hal itu akan "semakin memperburuk" hubungan antara Moskow dan Paris .
Baik Rusia maupun Prancis telah mengusir puluhan diplomat dari negara lainnya sejak serangan Rusia terhadap Ukraina dimulai lebih dari tiga tahun lalu.
Prancis telah menjadi pendukung setia Ukraina dan mengusulkan gagasan penempatan pasukan penjaga perdamaian di negara itu sebagai bagian dari penyelesaian perdamaian di masa depan, sebuah proposal yang menurut Rusia sama saja dengan tindakan perang.
Presiden Prancis Emanuel Macron menuduh Rusia melakukan "taktik mengulur-ulur waktu" setelah negara itu menolak proposal gabungan AS-Ukraina untuk gencatan senjata dan menetapkan persyaratan untuk gencatan senjata di Laut Hitam .
Rusia saat ini menahan peneliti Prancis Laurent Vinatier, yang bekerja untuk sebuah LSM mediasi konflik Swiss, di penjara atas apa yang menurut Paris sebagai tuduhan "sewenang-wenang".
Kemenkeu Rusia Usulkan Kenaikan PPN Jadi 22 Persen untuk Danai Perang Ukraina |
![]() |
---|
Trump Yakin Ukraina Bisa Rebut Kembali Semua Wilayah dari Rusia, Desak NATO Stop Impor Minyak |
![]() |
---|
Perang Rusia-Ukraina Hari ke-1.309, Zelensky: Putin sedang Tes Kelemahan NATO |
![]() |
---|
Cerita Dino Patti Djalal Sebut Jokowi Tak Tertarik Urusan Luar Negeri, Ada Pertemuan demi Pencitraan |
![]() |
---|
Trump Incar Nobel Perdamaian, Macron: Akhiri Perang Gaza Dulu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.