Konflik Rusia Vs Ukraina
Tepis Klaim Zelensky, China Tegaskan Warga Negaranya Tak Ikut Cawe-cawe Dalam Perang Rusia-Ukraina
China membantah klaim Presiden Ukraina yang menyebut sejumlah warga negaranya telah bergabung dengan Rusia dalam konflik bersenjata di Ukraina.
Tuduhan ini bukan tanpa alasan. Pasalnya selama ini China dikenal sebagai salah satu pendukung utama Rusia di kancah diplomasi internasional.
Bahkan sejak invasi besar-besaran ke Ukraina dimulai pada Februari 2022, Beijing dilaporkan memberikan dukungan ekonomi lewat perdagangan energi dan barang konsumsi.
Beijing juga turut menawarkan jalur penyelamat ekonomi melalui perdagangan energi dan barang-barang konsumen.
"China merupakan pendukung utama Rusia dalam perang di Ukraina. China menyediakan hampir 80 persen dari barang-barang serbaguna yang dibutuhkan Rusia untuk mendukung perang," sebutnya.
"Kerja sama yang berkelanjutan antara kedua kekuatan nuklir ini hanya akan semakin memperburuk instabilitas global dan membuat Amerika Serikat dan negara-negara lainnya menjadi kurang aman, kurang terlindungi, dan kurang sejahtera," ujar Bruce dalam pernyataannya.
Hal tersebut menambah kompleksitas situasi, mengingat China selama ini mempertahankan posisi netral meski memberi dukungan ekonomi kepada Rusia.
(Tribunnews.com / Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.