Senin, 29 September 2025

Donald Trump Pimpin Amerika Serikat

Goldman Sachs Minta Warga AS Waspada, Sebut Resesi Bakal Naik Jadi 45 Persen Imbas Tarif Impor Trump

Goldman Sachs memperingatkan agar warga AS untuk bersiap menghadapi lonjakan resesi, buntut tarif impor baru yang diberlakukan Presiden Trump

Facebook The White House
TARIF DAGANG AS - Foto ini diambil pada Kamis (3/4/2025) dari Facebook The White House memperlihatkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, berbicara selama konferensi pers setelah menandatangani kenaikan tarif dagang baru antara AS dan negara lain di dunia, di Gedung Putih di Washington, DC, AS pada Rabu (2/4/2025). Goldman Sachs memperingatkan agar warga AS untuk bersiap menghadapi lonjakan resesi, buntut tarif impor baru yang diberlakukan Presiden Trump 

TRIBUNNEWS.COM - Ekonom perbankan investasi Goldman Sachs Group Inc memperingatkan agar warga AS untuk bersiap menghadapi lonjakan resesi, buntut tarif impor baru yang diberlakukan Presiden AS Donald Trump.

Mengutip dari Reuters, peringatan ini dirilis Goldman Sachs setelah mereka merevisi kemungkinan resesi Amerika Serikat (AS) menjadi 45 persen dalam 12 bulan atau satu tahun ke depan setelah penerapan tarif impor oleh Presiden Trump.

Adapun komentar Goldman sejalan dengan proyeksi bank investasi lain dalam merevisi perkiraan karena kekhawatiran perang dagang mencengkeram pasar setelah tarif impor besar-besaran dari Presiden Trump.

Seperti bank investasi yang menaikkan perkiraan risiko resesi mereka minggu lalu, dengan J.P. Morgan menempatkan kemungkinan resesi AS dan global sebesar 60 persen .

Senada dengan yang lainnya Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell juga memperingatkan dampak besar bagi AS terkait kebijakan tarif Presiden Donald Trump terhadap 100 negara atau mitra dagang AS.

Salah satunya kenaikan inflasi yang dapat mengancam keberlangsungan kondisi perekonomian AS.

Ketika AS mengenakan tarif tinggi terhadap barang-barang impor, terutama dari negara-negara seperti China, Uni Eropa. Negara-negara tersebut seringkali membalas dengan tarif serupa terhadap produk-produk AS.

Tindakan balasan ini lantas menyebabkan perang harga, di mana negara-negara saling mengenakan tarif yang tinggi untuk produk satu sama lain.

Apabila tarif impor diberlakukan, maka meningkatkan biaya bahan baku tersebut, yang kemudian dapat mengarah pada kenaikan harga barang-barang yang diproduksi di dalam negeri.

Jika tarif impor menyebabkan harga barang-barang meningkat, daya beli konsumen akan menurun.

Ketika konsumen membayar lebih untuk barang-barang dasar, mereka memiliki lebih sedikit uang untuk membeli barang atau jasa lain.

Baca juga: Tensi Perang Dagang AS vs Tiongkok Panas, Trump Ultimatum dan Ancam Timpuk dengan Tarif 50 Persen

Hal tersebut tentunya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan justru meningkatkan tekanan inflasi pada sektor tertentu.

Bursa Wall Street Rontok

Pasca Trump mengumumkan tarif baru ke sejumlah negara di dunia, pasar saham AS langsung memberikan respon negatif

Mengutip dari Reuters mayoritas saham AS di bursa Wall Street jatuh sekitar 10 persen dalam dua hari berturut-turut sejak Trump mengumumkan tarif global yang agresif.

Adapun penurunan saham di dominasi oleh Bursa Futures indeks Dow Jones Industrial Average yang turun 1.531 poin, atau 4 persen.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan