Trump Terapkan Tarif Timbal Balik
Trump Tetap Gas Kebijakan Tarif Baru Meski Pasar Anjlok: 'Obat Pahit' untuk Ekonomi AS
Trump akhirnya buka suara terkait gejolak pasar saham yang terjadi setelah ia mengumumkan kebijakan tarif baru, bandingkan dengan minum obat pahit.
Di Indonesia, pasar saham masih libur Lebaran dan baru akan dibuka kembali pada Selasa (8/4/2025).
China Balas dengan Tarif Baru
Kebijakan tarif Trump langsung mendapat balasan dari China, yang menetapkan tarif tambahan sebesar 34 persen atas barang impor asal AS, efektif 10 April.
Menteri Luar Negeri China Wang Yi menyebut langkah AS tidak berdasar dan merusak stabilitas global.
“Langkah ini bukan hanya melukai tatanan perdagangan global, tapi juga mencoreng reputasi Amerika Serikat itu sendiri," kata dia dalam wawancara dengan RIA Novosti yang dikutip Anadolu.
Beijing memperingatkan bahwa mereka akan merespons lebih tegas jika tekanan ekonomi dari AS terus berlanjut.
Menteri Keuangan AS Scott Bessent menyebut total tarif terhadap produk China kini mencapai 54 persen, mencakup kebijakan sebelumnya dan langkah terbaru ini.
Indonesia dan Negara Lain juga Jadi Korban
Tak hanya China, sejumlah negara lain juga terdampak.
Indonesia termasuk yang dikenai tarif baru hingga 32 persen.
Langkah ini dinilai sejumlah pengamat sebagai kebijakan proteksionis paling agresif dari pemerintahan Trump sejauh ini.
Banyak analis memperingatkan bahwa kebijakan ini bisa memicu perang dagang besar-besaran dan mengganggu stabilitas ekonomi global yang sudah rapuh.
Baca juga: Hadapi Tarif Impor AS, Legislator PDIP Sarankan Pemerintah RI Perkuat Pariwisata Lokal
Rincian Tarif untuk Beberapa Mitra Dagang AS
Dikutip dari Al Jazeera, Trump mengenakan tarif minimum 10 persen untuk hampir semua mitra dagang AS, tetapi tarif tersebut bervariasi untuk beberapa negara:
1. Kamboja: +49 persen
2. Vietnam: +46 persen
3. Sri Lanka: +44 persen
4. Bangladesh: +37 persen
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.