Kamis, 2 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Gaza Masuk Fase Paling Berdarah, Aksi Gila IDF Bisa Tumpas Habis Hamas atau Malah Bunuh Sandera?

Pakar Militer menyebut, sejauh ini Israel cuma andalkan serangan udara. Pasukan IDF Mandi Darah Jika Masuk Shejaiya, di Gaza. 

khaberni/tangkap layar
LARAS TANK MERKAVA - Foto tangkap layar Khaberni, Rabu (12/2/2025) menunjukkan pasukan Israel (IDF) menjejerkan posisi laras meriam tank Merkava dalam agresi militer di Gaza. Pasukan Israel dijegal krisis keuangan saat mereka berniat melanjutkan perang di Gaza karena potensi berakhirnya gencatan senjata dengan Hamas. 

Gaza Masuk Fase Paling Berdarah dalam Perang, Kekuatan Gila-gilaan IDF Bisa Tumpas Habis Hamas?

 
TRIBUNNEWS.COM - Secara teknis militer, Israel memang superior di udara.

Namun dalam perang darat, kemampuan pasukan Israel (IDF) dengan segala keunggulan persenjataannya akan menghadapi taktik kejutan dari para petempur Gerakan Hamas dan kontur medan perang yang mendukung hal tersebut.

Hal itu diungkapkan pakar militer negara Arab asal Yordania, Mayor Jenderal (Purn) Fayez al-Duwairi, merujuk manuver perluasan agresi militer darat pasukan Israel di Jalur Gaza.

Baca juga: Komandan Brigade Golani Israel Kirim Pesan Mengerikan ke Pasukan IDF Sebelum Serangan Besar ke Gaza

Seperti diketahui, Israel menyatakan telah memperluas operasi daratnya di dalam Jalur Gaza, di sejumlah wilayah kantung Palestina tersebut.

Di Gaza Timur, misalnya, perluasan operasi darat itu ditandai dengan kehadiran Divisi ke-252 IDF yang beroperasi di lingkungan Shuja'iyya (beberapa literatur menuliskannya sebagai Shejaiya).

Operasi darat ini dilakukan IDF bersamaan dengan gelombang serangan udara Angkatan Udara Israel (IDF) yang meluas di Gaza.

Surat kabar Amerika, The Wall Street Journal, mengutip sumber informasi mengatakan kalau Kepala Staf Israel Eyal Zamir secara tegas ingin melenyapkan Gerakan Perlawanan Hamas dengan serangan darat skala besar.

Menurut surat kabar tersebut, Zamir ingin melancarkan serangan darat besar-besaran sebelum keputusan apa pun dibuat mengenai solusi politik, merujuk pada upaya mediator menghidupkan kembali peluang gencatan senjata yang dihentikan sepihak oleh pihak Israel jelang fase kedua negosiasi.

IDF di bawah komando Eyal Zamir, juga mengubah strategi dan tujuan dalam agresi darat kali ini dengan mengerahkan pasukan yang cukup untuk menguasai dan menduduki Jalur Gaza tanpa batas waktu.

Rabu lalu, Menteri Pertahanan Israel Yisrael Katz mengumumkan perluasan operasi militernya di Rafah, Gaza selatan, dan menambahkan kalau sebagian besar wilayah Jalur Gaza akan direbut dan dimasukkan ke dalam zona keamanan Israel.

Artinya, seperti situasi di Tepi Barat, Gaza akan mulai diduduki oleh Israel.

Apakah strategi operasi darat ini akhirnya berhasil menumpas habis gerakan Hamas yang selama 15 bulan fase awal perang tidak berhasil dilenyapkan Israel?

Baca juga: Kepala Staf IDF Mau Perang Lagi di Gaza, Kemenhan Israel: Jumlah Prajurit Cacat Tembus 78 Ribu

PASUKAN DIVISI CADANGAN - Para personel pasukan cadangan dari Batalion Beeri militer Israel (IDF). Jelang invasi berikutnya IDF ke Gaza, partisipasi wajib militer di kalangan warga pemukim Israel makin rendah.
PASUKAN DIVISI CADANGAN - Para personel pasukan cadangan dari Batalion Beeri militer Israel (IDF). Jelang invasi berikutnya IDF ke Gaza, partisipasi wajib militer di kalangan warga pemukim Israel makin rendah. (kredit foto: tangkap layar JPost/Courtesy Yoaz Hendel)

Pasukan Israel Belum Tentu Superior di Darat 

Menurut Duwairi, taktik pertahanan faksi perlawanan Palestina akan menjadi lebih jelas dalam segera.

Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, dikenal memiliki strategi fleksibel, memanfaatkan jaringan terowongan dan kontur medan yang mereka kuasai.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved