Gempa di Myanmar
Situasi Myanmar Mencekam, Militer Junta Larang Wartawan Asing Liput Berita Gempa
Situasi Myanmar yang mencekam memaksa Militer Junta melarang jurnalis internasional melakukan liputan di daerah-daerah yang hancur akibat gempa
Pengumuman itu disampaikan pemerintah Myanmar pada Senin (31/3/2025) waktu setempat.
Bantuan Internasional Mulai Dikirim
Untuk mempercepat proses evakuasi, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah telah meluncurkan permohonan darurat, mengumpulkan lebih dari 100 juta dollar (setara Rp 1,6 triliun) guna membantu para korban.
Sementara itu sejumlah negara-negara seperti Rusia, India, China, Thailand, UEA, PBB, dan dilaporkan telah mengirim tim khusus untuk pencarian dan penyelamatan.
Serta memberikan bantuan kemanusiaan di tengah melonjaknya korban jiwa akibat gempa mematikan Myanmar.
menyusul yang lainnya Amerika Serikat (AS) mengatakan telah mengirim tim bantuan bencana ke Myanmar beberapa hari setelah gempa bumi besar.
Amerika Serikat mengumumkan dukungan sebesar 2 juta dolar AS untuk organisasi bantuan di Myanmar menangani gempa yang menewaskan 2.000 orang lebih.
"Tim bantuan AS yang terdiri dari para ahli kemanusiaan yang berbasis di wilayah tersebut sedang melakukan perjalanan ke Burma (Myanmar) sekarang untuk mengidentifikasi kebutuhan paling mendesak dari orang-orang tersebut, termasuk tempat penampungan darurat, makanan, kebutuhan medis, dan akses ke air," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce kepada wartawan.
(Tribunnews/Namira)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.