Senin, 6 Oktober 2025

Gempa di Myanmar

Hujan dan Angin Kencang Hambat Penanganan Gempa Myanmar, Perparah Krisis Kemanusiaan

Pemerintah mencatat ada potensi hujan es, angin kencang, tanah longsor, dan suhu mencapai 38 derajat Celsius di beberapa wilayah Myanmar.

Tangkapan layar YouTube Al Arabiya English
GEMPA MYANMAR - Tangkapan layar dari YouTube Al Arabiya English menunjukkan bangunan-bangunan rusak parah di Mandalay setelah gempa bumi berkekuatan 7,7 SR mengguncang Myanmar, Jumat (28/3/2025). Mayor Jenderal Zaw Min Tun, juru bicara pemerintah militer Myanmar, menyampaikan bahwa hingga Minggu (6/4/2025), tercatat 3.564 orang tewas, 5.012 terluka, dan 210 orang masih hilang. 

TRIBUNNEWS.COM - Hujan deras dan angin kencang melanda Myanmar selama sepekan terakhir.

Cuaca buruk ini memperparah krisis kemanusiaanakibat gempa bumi besar yang melanda Myanmar pada Jumat (28/4/2025).

Menurut MRTV, stasiun televisi milik pemerintah Myanmar, cuaca buruk diperkirakan berlanjut hingga seminggu ke depan.

Pemerintah mencatat ada potensi hujan es, angin kencang, tanah longsor, dan suhu mencapai 38 derajat Celsius di beberapa wilayah.

Kondisi ini makin menyulitkan operasi penyelamatan dan penyaluran bantuan bagi para korban gempa bermagnitudo 7,7 yang melanda wilayah dekat Mandalay, CNN melaporkan.

Gempa tersebut merusak infrastruktur secara luas, memutus aliran listrik, komunikasi, serta menghancurkan jalan dan jembatan.

Mayor Jenderal Zaw Min Tun, juru bicara pemerintah militer Myanmar, menyampaikan bahwa hingga Minggu (6/4/2025), tercatat 3.564 orang tewas, 5.012 terluka, dan 210 orang masih hilang.

Federasi Penyelamatan Myanmar mengatakan kepada Associated Press bahwa hujan deras memaksa mereka menghentikan sementara penggunaan peralatan listrik selama operasi pencarian, namun tim tetap melanjutkan penyelamatan meski cuaca memburuk.

Sumber yang bekerja di Mandalay melaporkan bahwa badai menyebabkan beberapa bangunan yang sudah rapuh runtuh, menambah risiko bagi para pengungsi dan relawan.

Situs berita independen The Irrawaddy melaporkan bahwa sedikitnya 80 jenazah ditemukan di reruntuhan Hotel Great Wall di Mandalay.

Sementara itu, Departemen Pemadam Kebakaran Myanmar melaporkan penemuan lima jenazah lain dari bangunan runtuh di kota tersebut.

Baca juga: Akses Bantuan Terbatas, PBB: Operasi Militer di Myanmar Harus Dihentikan

Pemerintah militer menyebut kerusakan mencakup 5.223 bangunan, 1.824 sekolah, 2.752 tempat tinggal biara, 4.817 pagoda dan kuil, 167 rumah sakit dan klinik, serta 184 ruas jalan dan 198 bendungan.

Kota Sagaing dan Mandalay menjadi wilayah yang paling terdampak.

Gempa susulan terus terjadi, termasuk gempa berkekuatan 4,7 SR di selatan Mandalay pada Jumat malam, menurut Survei Geologi Amerika Serikat.

AFP melaporkan bahwa cuaca ekstrem turut memperlambat evakuasi jenazah dan distribusi bantuan.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved