Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Tentara Israel Trauma dan Muak Dipaksa Gunakan Tameng Manusia di Gaza

Terungkap pengakuan seorang tentara Israel yang merasa trauma dengan taktik yang diterapkan IDF. Ia diidentifikasi sebagai "Tommy" (nama samaran).

Instagram @b.netanyahu
NETANYAHU - Tangkapan layar ini diambil dari Instagram Netanyahu pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berpidato pada Rabu (19/2/2025) malam. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali menggempur Gaza dengan serangan yang disebut menargetkan personel Hamas. 

TRIBUNNEWS.COM - Sejak membatalkan gencatan senjata pada 17 Maret, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kembali menggempur Gaza dengan serangan yang disebut menargetkan personel Hamas.

Serangan ini telah menyebabkan jumlah korban tewas di Gaza lebih dari 50.000 orang, menurut Kementerian Kesehatan Palestina yang dikelola Hamas, seperti dilaporkan Al Jazeera.

Di tengah eskalasi agresi, laporan CBS News mengungkap pengakuan seorang tentara Israel yang merasa trauma dengan taktik yang diterapkan IDF.

Penggunaan Tameng Manusia

Tentara Israel yang diidentifikasi sebagai "Tommy" (bukan nama sebenarnya) mengungkapkan bahwa ia diperintahkan untuk membakar gedung dan menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia.

"Kami membakar gedung-gedung tanpa alasan, yang jelas melanggar hukum internasional," katanya kepada CBS News.

Ia juga mengaku diperintahkan mengirim warga Palestina ke dalam gedung untuk mencari bahan peledak, bukannya menggunakan anjing pelacak militer yang telah dilatih.

"Mereka orang Palestina. Kami mengirim mereka masuk terlebih dahulu untuk melihat apakah gedung itu aman dan memeriksa apakah ada jebakan... Mereka gemetar dan ketakutan."

Menurut Tommy, ia dan rekan-rekannya meminta komandannya menghentikan praktik ini, tetapi perintah tetap harus dijalankan.

Baca juga: Militer Israel Selidiki Penggunaan Warga Palestina Sebagai Tameng Manusia oleh Tentaranya

Protokol Antinyamuk: Strategi Kontroversial IDF

Praktik ini dikenal sebagai "protokol antinyamuk," istilah yang digunakan oleh organisasi Breaking the Silence, kelompok veteran Israel yang mengungkap pelanggaran IDF.

Beberapa whistleblower IDF telah mengonfirmasi bahwa protokol ini diterapkan secara luas di Gaza.

Dalam tanggapannya kepada CBS News, militer Israel membantah penggunaan perisai manusia dan mengklaim tidak dapat menyelidiki kasus ini tanpa informasi lebih lanjut.

Namun, laporan menunjukkan bahwa taktik serupa digunakan IDF di Tepi Barat, di mana lebih dari 40.000 warga telah mengungsi akibat serangan Israel selama lebih dari dua bulan.

Tentara Israel Trauma

Penggunaan tameng manusia ini menimbulkan trauma tidak hanya bagi warga Palestina, tetapi juga bagi tentara Israel sendiri.

Di Tepi Barat, seorang anak berusia 14 tahun bernama Omri Salem mengaku dipaksa oleh IDF untuk menggeledah gedung dengan todongan senjata.

"Saya sangat takut," katanya, mengingat pengalamannya yang meninggalkan luka emosional mendalam.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved