Senin, 6 Oktober 2025

Iran Vs Amerika Memanas

Perang AS Vs Iran di Ambang Mata, Trump Mulai Tumpuk Bomber B2 Spirit hingga Kapal Induk di Kawasan

AS diam-diam menggeser setidaknya empat pembom siluman jarak jauh B-2 ke Diego Garcia yang terletak di Samudera Hindia. Amerika vs Iran di ambang mata

DSA/Tangkap Layar
IRAN BERSIAGA - Sistem pertahanan udara Khordad 15 Iran. Kehadiran pesawat siluman Amerika di Pangkalan Diego Garcia menguatkan spekulasi di banyak pihak bahwa Amerika Serikat akan melakukan serangan ke Iran, dalam waktu dekat. 

Dengan ketegangan yang meningkat, baik Trump maupun pemimpin Iran, Ayatullah Ali Khamenei, menunjukkan sikap yang keras.

Khamenei menegaskan bahwa tidak ada masalah yang dapat diselesaikan melalui negosiasi dengan AS, sementara Trump menginginkan dialog tetapi mengancam akan mengambil tindakan tegas jika tidak ada kesepakatan yang dicapai.

Situasi ini menandakan potensi konflik yang lebih besar di kawasan, dengan kedua belah pihak saling mengancam dan memperkuat posisi militer mereka.

Ancaman Trump

Trump mengatakan pada awal bulan ini bahwa ia telah mengirim surat kepada Ayatullah Khamenei, memperingatkan bahwa "ada dua cara untuk menangani Iran: secara militer, atau Anda membuat kesepakatan."

Khamenei menolak tawaran AS untuk berunding sebagai "tipuan," dengan mengatakan bahwa bernegosiasi dengan pemerintahan Trump akan "mempererat ikatan sanksi dan meningkatkan tekanan terhadap Iran."

Namun, menteri luar negeri Iran, Abbas Araqchi, mengatakan pada hari Kamis bahwa Teheran akan segera membalas "ancaman dan peluang" dalam surat tersebut.

Ia memperingatkan pada hari Minggu bahwa pembicaraan dengan AS tidak mungkin dilakukan kecuali Washington mengubah kebijakan tekanannya.

Berbicara secara terpisah di CBS News, penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Mike Waltz, mengatakan AS mengupayakan "pembongkaran penuh" program nuklir Iran.

"Iran harus menghentikan programnya dengan cara yang dapat dilihat seluruh dunia," katanya.

"Seperti yang dikatakan Presiden Trump, ini akan segera terjadi. Semua opsi tersedia dan sudah waktunya bagi Iran untuk sepenuhnya meninggalkan keinginannya untuk memiliki senjata nuklir."

Teheran telah lama mengatakan bahwa program tersebut hanya untuk tujuan damai.

Kepala pengawas nuklir PBB Rafael Grossi mengatakan bulan lalu bahwa waktu hampir habis untuk mencapai kesepakatan guna mengendalikan program nuklir Iran karena Teheran terus mempercepat pengayaan uraniumnya hingga mendekati tingkat senjata.

Sambil membiarkan pintu terbuka untuk perjanjian nuklir dengan Teheran, Trump telah mengembalikan kampanye "tekanan maksimum" yang diterapkannya pada masa jabatan pertamanya sebagai presiden, termasuk upaya untuk mendorong ekspor minyak negara itu ke titik nol.

AS telah mengeluarkan empat putaran sanksi terhadap penjualan minyak Iran sejak Trump kembali ke Gedung Putih pada 20 Januari.

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved