Gempa di Myanmar
Korban Gempa Myanmar-Thailand Capai 700 Orang, Tim SAR Masih Mencari Korban
Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat yang melanda Myanmar dan Thailand mencapai 700 orang hingga pagi ini.
Mandalay, kota berpenduduk lebih dari 1,7 juta orang, tampaknya terkena dampak parah.
Foto-foto AFP menunjukkan puluhan bangunan hancur menjadi puing-puing.
Mengapa sulit mendapat informasi dari Myanmar?
Informasi terkini langsung dari Myanmar sulit diperoleh, utamanya karena Myanmar diperintah oleh junta militer sejak kudeta pada 2021.
Pemerintahan yang ada mengendalikan hampir semua radio, televisi, media cetak, dan media daring setempat. Penggunaan internet juga dibatasi.
Jalur komunikasi juga tampaknya terputus karena BBC tidak dapat menghubungi lembaga bantuan di lapangan.
Penyebab Gempa
Para ahli dari Universitas Cambridge (Inggris) baru saja menjelaskan penyebab gempa bumi yang mengguncang banyak negara Asia.
CNN mengutip seismolog James Jackson, dari Universitas Cambridge (Inggris), yang mengatakan bahwa gempa berkekuatan M 7,7 yang mengguncang Myanmar dan sejumlah negara lain bagaikan "pisau raksasa yang membelah bumi".
Gempa bumi tersebut disebabkan oleh patahan geologi (retakan besar di antara lempeng geologi) yang tiba-tiba bergeser “dalam waktu satu menit".
Ini menyebabkan tanah berguncang dan bergeser ke samping.
Dengan kata lain, penyebabnya adalah retakan dalam di tanah yang tiba-tiba pecah, berlangsung selama satu menit, menyebabkan tanah bergerak secara horizontal.
"Bayangkan selembar kertas robek, dan robeknya terjadi sekitar 2 kilometer per detik. Itulah pergerakan patahan geologi, seperti pisau raksasa yang mengiris dalam-dalam ke tanah," kata Jackson.
Ia juga mengatakan bahwa meskipun Bangkok tidak berada di wilayah yang rawan gempa bumi.
Namun gedung-gedung tinggi di sana membuat kota tersebut sangat rentan terhadap getaran gempa dari jarak jauh.
Sumber: AFP/CNA/BBC
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.