Selasa, 7 Oktober 2025

Gempa di Myanmar

Korban Gempa Myanmar-Thailand Capai 700 Orang, Tim SAR Masih Mencari Korban

Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat yang melanda Myanmar dan Thailand mencapai 700 orang hingga pagi ini.

Editor: Hasanudin Aco
Foto Tangkapan Layar
GEMPA GUNCANG THAILAND - Sebuah gedung tinggi yang sedang dibangun di Bangkok Thailand runtuh akibat gempa M 7,7 Myanmar pada Jumat (28/3/2025). Hingga kini 700 orang dilaporkan meninggal akibat gempa. /Youtube Firtspost 

TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR -  Jumlah korban tewas akibat gempa bumi dahsyat yang melanda Myanmar dan Thailand mencapai 700 orang hingga jelang siang ini, Sabtu (29/3/2025).

Jumlah korban diprediksi terus bertambah.

Saat tim SAR masih terus menggali reruntuhan sejumlah bangunan yang ambruk akibat gempa kemarin sore itu.

Termasuk gedung berlantai 30 yang ambruk di Bangkok, Thailand.

Gempa dangkal berkekuatan M 7,7 melanda barat laut kota Sagaing di Myanmar tengah pada sore hari kemarin.

Gempa diikuti beberapa menit kemudian oleh gempa susulan berkekuatan M 6,7.

Gempa tersebut menghancurkan bangunan-bangunan, merobohkan jembatan, dan memutus jalan di sebagian besar wilayah Myanmar.

Kerusakan parah dilaporkan di kota terbesar kedua Myanmar yakni Mandalay.

Setidaknya 694 orang tewas dan hampir 1.700 orang terluka di wilayah Mandalay.

Diyakini sebagai wilayah yang paling parah terkena dampak - kata junta yang berkuasa dalam sebuah pernyataan.

Sekitar 10 kematian lainnya telah dikonfirmasi di Bangkok.

Itu adalah gempa bumi terbesar yang melanda Myanmar dalam lebih dari satu abad, menurut ahli geologi AS.

Dimana getarannya cukup kuat untuk merusak bangunan-bangunan di seluruh Bangkok , ratusan kilometer jauhnya dari pusat episentrum gempa di Myanmar.

Tim penyelamat di ibu kota Thailand bekerja sepanjang malam mencari pekerja yang terjebak ketika gedung pencakar langit 30 lantai yang sedang dibangun runtuh.

Gubernur Bangkok Chadchart Sittipunt mengatakan kepada AFP bahwa sekitar 10 orang dipastikan tewas di seluruh kota, sebagian besar akibat runtuhnya gedung pencakar langit.

Namun hingga kini  100 pekerja masih belum diketahui keberadaannya di gedung tersebut.

"Kami melakukan yang terbaik dengan sumber daya yang kami miliki karena setiap kehidupan itu penting," kata Chadchart kepada wartawan di lokasi kejadian.

"Prioritas kami adalah bertindak secepat mungkin untuk menyelamatkan mereka semua."

Pemerintah kota Bangkok mengatakan mereka akan mengerahkan lebih dari 100 teknisi untuk memeriksa keselamatan gedung setelah menerima lebih dari 2.000 laporan kerusakan.

Hingga 400 orang terpaksa menghabiskan malam di udara terbuka di taman kota karena rumah mereka tidak aman untuk kembali, kata Chadchart.

Gempa besar sangat jarang terjadi di Bangkok, dan gempa hari Jumat membuat para pembeli dan pekerja berlarian ke jalan karena khawatir di seluruh kota.

Meskipun tidak terjadi kerusakan yang meluas, guncangan tersebut menimbulkan gambaran dramatis dari kolam renang di puncak gedung yang menumpahkan isinya ke sisi banyak blok apartemen dan hotel tinggi di kota tersebut.

Bahkan rumah sakit dievakuasi, dengan seorang wanita melahirkan bayinya di luar ruangan setelah dipindahkan dari gedung rumah sakit.

Seorang dokter bedah juga terus mengoperasi pasien setelah dievakuasi, menyelesaikan operasi di luar ruangan, kata seorang juru bicara kepada AFP.

Persoalan di Myanmar

Kerusakan terburuk terjadi di Myanmar.

Pemimpin junta Min Aung Hlaing mengeluarkan seruan yang sangat jarang untuk bantuan internasional, yang menunjukkan betapa parahnya bencana tersebut. 

Rezim militer sebelumnya telah menolak bantuan asing bahkan setelah bencana alam besar.

Negara tersebut mengumumkan keadaan darurat di enam wilayah yang paling parah terkena dampak pascagempa.

Seorang pejabat menggambarkannya sebagai "daerah yang banyak korbannya".

"Saya belum pernah melihat (sesuatu) seperti ini sebelumnya. Kami sedang berusaha menangani situasi ini. Saya sangat kelelahan sekarang," kata seorang dokter kepada AFP.

Mandalay, kota berpenduduk lebih dari 1,7 juta orang, tampaknya terkena dampak parah.

Foto-foto AFP menunjukkan puluhan bangunan hancur menjadi puing-puing.

Mengapa sulit mendapat informasi dari Myanmar?

Informasi terkini langsung dari Myanmar sulit diperoleh, utamanya karena Myanmar diperintah oleh junta militer sejak kudeta pada 2021.

Pemerintahan yang ada mengendalikan hampir semua radio, televisi, media cetak, dan media daring setempat. Penggunaan internet juga dibatasi.

Jalur komunikasi juga tampaknya terputus karena BBC tidak dapat menghubungi lembaga bantuan di lapangan.

Penyebab Gempa

Para ahli dari Universitas Cambridge (Inggris) baru saja menjelaskan penyebab gempa bumi yang mengguncang banyak negara Asia.

CNN mengutip seismolog James Jackson, dari Universitas Cambridge (Inggris), yang mengatakan bahwa gempa berkekuatan M  7,7  yang mengguncang Myanmar dan sejumlah negara lain bagaikan "pisau raksasa yang membelah bumi".

Gempa bumi tersebut disebabkan oleh patahan geologi (retakan besar di antara lempeng geologi) yang tiba-tiba bergeser “dalam waktu satu menit".

Ini menyebabkan tanah berguncang dan bergeser ke samping.

Dengan kata lain, penyebabnya adalah retakan dalam di tanah yang tiba-tiba pecah, berlangsung selama satu menit, menyebabkan tanah bergerak secara horizontal.

"Bayangkan selembar kertas robek, dan robeknya terjadi sekitar 2 kilometer per detik. Itulah pergerakan patahan geologi, seperti pisau raksasa yang mengiris dalam-dalam ke tanah," kata Jackson.

Ia juga mengatakan bahwa meskipun Bangkok tidak berada di wilayah yang rawan gempa bumi.

Namun gedung-gedung tinggi di sana membuat kota tersebut sangat rentan terhadap getaran gempa dari jarak jauh.

Sumber: AFP/CNA/BBC

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved