Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Trump Beri Lampu Hijau ke Israel untuk Serang Gaza Lagi, Kelompok Muslim AS: Hentikan Kegilaan Ini

Serangan terbaru Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 400 orang, rupanya sudah disetujui oleh Donald Trump.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
YouTube White House
DIPLOMASI DONALD TRUMP - Tangkap layar YouTube The White House pada 24 Februari 2025, menampilkan Presiden AS Donald Trump berpartisipasi dalam pelantikan seremonial Menteri Perdagangan Howard Lutnick. Serangan terbaru Israel ke Jalur Gaza yang menewaskan lebih dari 400 orang, rupanya sudah disetujui oleh Donald Trump. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden AS Donald Trump memberikan lampu hijau kepada Israel untuk melanjutkan serangan di Jalur Gaza, yang menewaskan sedikitnya 400 orang pada Selasa (18/3/2025) dini hari, menurut sebuah laporan yang dikutip The Independent.

Serangan udara Israel terbaru ini dinilai sebagai yang paling intens sejak gencatan senjata Israel-Hamas pada 19 Januari lalu.

Trump memberikan lampu hijau kepada Israel dengan alasan bahwa Hamas gagal menyerahkan para sandera, ujar seorang pejabat Israel kepada The Wall Street Journal.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengonfirmasi bahwa Trump berkonsultasi dengan Israel terkait serangan mereka di Gaza, demikian disampaikannya kepada Fox News.

Kelompok Hak Asasi Muslim AS: Trump Harus Hentikan Kegilaan Ini

GENCATAN SENJATA DILANGGAR - Tangkap layar YouTube Al Jazeera English pada 19 Maret 2025, menampilkan kerusakan bangunan setelah Israel menyerang Gaza di tengah gencatan senjata. Serangan terbaru itu menewaskan lebih dari 400 orang, termasuk pejabat kelompok perlawanan.
GENCATAN SENJATA DILANGGAR - Tangkap layar YouTube Al Jazeera English pada 19 Maret 2025, menampilkan kerusakan bangunan setelah Israel menyerang Gaza di tengah gencatan senjata. Serangan terbaru itu menewaskan lebih dari 400 orang, termasuk pejabat kelompok perlawanan. (Tangkap layar YouTube Al Jazeera English)

Council on American-Islamic Relations (CAIR), kelompok hak-hak sipil Muslim AS, meminta Trump untuk menekan PM Israel, Benjamin Netanyahu agar mengakhiri perang.

“Presiden Trump harus menghentikan kegilaan ini setelah pemerintahan penjahat perang yang didakwa, Benjamin Netanyahu, memperbarui genosida dan membantai ratusan warga Palestina, termasuk wanita dan anak-anak, selama bulan suci Ramadan,” kata Direktur CAIR, Nihad Awad, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Al Jazeera.

“Tanpa tindakan yang kuat untuk melawan pembantaian, pemusnahan massal, kelaparan paksa, dan pembersihan etnis baru ini, pemerintah Israel akan terus bertindak tanpa hukuman dan pemerintah kami akan terus terlibat dalam genosida, seperti yang terjadi di bawah pemerintahan Biden.”

Salah Satu Angka Kematian Anak Terbesar dalam Satu Hari di Gaza

Serangan Israel pada hari Selasa menewaskan sedikitnya 174 anak Palestina di Gaza.

Angka itu menjadikannya salah satu jumlah kematian anak terbesar dalam satu hari dalam sejarah wilayah tersebut, menurut kelompok masyarakat sipil Defense for Children Palestine.

"Pasukan Israel telah menandatangani surat perintah hukuman mati bagi anak-anak Palestina di Gaza karena serangan mereka tanpa henti, menghancurkan infrastruktur sipil, dan mencegah bantuan kemanusiaan mencapai warga Palestina yang membutuhkan," kata Ayed Abu Eqtaish, direktur program akuntabilitas kelompok tersebut, dalam sebuah pernyataan.

"Ini tidak lebih dari genosida."

Baca juga: AS: Kami Dukung Agresi Israel, Pecahnya Lagi Perang Gaza Karena Hamas

Sandera Israel Termasuk Salah Satu yang Tewas

Serangan besar-besaran Israel di Gaza juga menewaskan seorang tawanan Israel dan melukai sedikitnya dua orang lainnya, kata seorang pemimpin senior Hamas kepada situs web berbahasa Arab The New Arab, Al-Araby Al-Jadeed.

Tawanan yang belum diidentifikasi tersebut tewas setelah jet Israel menargetkan lokasi tempat mereka ditawan di Gaza.

Di samping 404 warga Palestina tewas, lebih dari 500 lainnya terluka dalam serangan Israel pada Selasa dini hari di Gaza.

Hamas mengecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu karena dianggap menyabotase kesepakatan gencatan senjata.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved