Konflik Palestina Vs Israel
5 Fakta di Balik Serangan Udara Besar-besaran Israel di Gaza: Gencatan Senjata Temui Jalan Buntu
Israel kembali melancarkan serangan udara besar-besaran ke Gaza, berikut adalah lima fakta di balik serangan terbaru Israel ke Gaza.
TRIBUNNEWS.COM - Israel kembali melancarkan serangan udara besar-besaran ke Gaza, menargetkan berbagai wilayah dengan gelombang serangan udara dan tembakan artileri.
Lebih dari 300 orang dilaporkan tewas dan ratusan lainnya terluka, menurut otoritas Palestina.
Serangan ini juga menargetkan sejumlah pejabat tinggi Hamas serta warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak.
Rumah sakit di Gaza kini kewalahan menangani lonjakan korban.
Lalu, mengapa serangan ini terjadi sekarang?
Berikut adalah lima fakta di balik serangan terbaru Israel ke Gaza.
1. Serangan Terjadi di Tengah Kebuntuan Gencatan Senjata
Serangan ini terjadi setelah berakhirnya fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata yang ditandatangani pada Januari lalu.
Kesepakatan tersebut awalnya dirancang untuk menghentikan perang secara bertahap, mengarah pada penarikan total pasukan Israel dari Gaza dan pembebasan semua sandera yang ditahan Hamas sejak 7 Oktober 2023.
Namun, negosiasi mengalami kebuntuan.
Dikutip dari The Guardian, Hamas menuduh Israel melanggar kesepakatan dengan menolak beralih ke fase kedua yang seharusnya mengarah pada gencatan senjata permanen.
Baca juga: Hamas: Kami Terbuka untuk Perundingan, tapi Israel Justru Lanjutkan Serangan di Gaza
Sebaliknya, Israel justru mengusulkan perpanjangan fase pertama selama 30 hingga 60 hari, yang ditolak oleh Hamas.
Israel berpendapat bahwa Hamas-lah yang melanggar kesepakatan dengan tidak membebaskan sandera tambahan.
2. Israel Menargetkan Hamas dan Infrastruktur Militer
Pemerintah Israel mengklaim serangan ini ditujukan untuk menghancurkan infrastruktur militer Hamas dan membebaskan sandera yang masih ditahan.
Dalam beberapa minggu terakhir, kepemimpinan Hamas disebut-sebut mulai kembali mengendalikan Gaza.
Pejabat Israel menilai bahwa melemahkan Hamas secara signifikan akan mempercepat pembebasan sandera, meskipun banyak keluarga sandera di Israel justru tidak setuju dengan pendekatan ini.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.