Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Rusia Vs Ukraina

Mengapa Arab Saudi Menjadi Pihak Penting dalam Perundingan Damai Ukraina?

Mengapa Arab Saudi turun tangan dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina? Berikut analisisnya.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
Tangkap layar YouTube CNN-News18
PERUNDINGAN DAMAI UKRAINA - Tangkap layar YouTube CNN-News18 pada 11 Maret 2025, menampilkan upacara sambutan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Jeddah oleh Putra Mahkota MBS pada 10 Maret 2025. Arab Saudi kini menjadi kunci mediator pembicaraan damai Rusia-Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM - Upaya Ukraina untuk mengakhiri perang dengan Rusia semakin tidak menentu setelah perdebatan sengit antara Presiden Volodymyr Zelensky dan Presiden AS Donald Trump di Ruang Oval pada 28 Februari lalu.

Kini, bukan lagi Amerika Serikat, melainkan Arab Saudi yang menjadi pihak penting dalam pembicaraan damai.

Zelensky tiba di Jeddah pada Senin (10/3/2025) dan bertemu Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS), penguasa de facto Arab Saudi.

Delegasi Ukraina dan AS dijadwalkan menggelar perundingan damai pada Selasa (11/3/2025).

Saat berita ini ditulis, pembicaraan damai baru saja dimulai.

Pembicaraan ini mempertemukan delegasi Ukraina yang mencakup Menteri Luar Negeri Ukraina Andriy Sybiha, Kepala Staf Zelensky Andriy Yermak, dan Menteri Pertahanan Rustem Umerov.

Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio juga hadir di Jeddah.

Selain bertemu mitra dari Ukraina, Departemen Luar Negeri AS menyatakan, Rubio juga dijadwalkan bertemu putra mahkota Saudi.

Dalam pernyataannya sebelum kunjungan tersebut, Zelensky menegaskan, upaya diplomatik akan menjadi fokus utama, dengan mengatakan bahwa timnya terus berkomunikasi dengan pemerintahan Trump di berbagai tingkatan.

"Topiknya jelas: perdamaian sesegera mungkin dan keamanan yang semaksimal mungkin," ujar Zelensky.

"Ukraina berkomitmen penuh pada pendekatan yang konstruktif."

Baca juga: Tentara Ukraina: Jika Kami Kehabisan Peluru dari Amerika, Kami Akan Cari Senjata Lain

Menurut analisis dari RFE/RL, pernyataan ini menunjukkan upaya mendamaikan setelah pertemuan di Ruang Oval, yang sebelumnya menempatkan diplomasi Ukraina dalam posisi sulit.

Setelah pertemuan tersebut, pemerintahan Trump sempat menghukum Ukraina dengan menghentikan aliran informasi intelijen yang penting serta menangguhkan sementara bantuan militer AS.

Namun, Trump kemudian menunjukkan sikap lebih optimistis terhadap prospek perundingan damai.

"Saya pikir pada akhirnya, meskipun mungkin tidak dalam waktu dekat, kita akan melihat hasil yang cukup baik dari Arab Saudi minggu ini," kata Trump kepada wartawan di Air Force One.

Hubungan Dekat Arab Saudi dengan Trump

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved