Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Lebih dari 40 Warga Israel Ditawan Telah Tewas karena Pemboman dan Salah Sasaran dari Israel Sendiri

251 tentara dan warga sipil Israel yang ditawan oleh Hamas pada 7 Oktober 2023, 41 orang tewas, termasuk banyak yang tewas akibat pemboman sendiri

Editor: Muhammad Barir
Tangkapan Live Streaming YouTube CNBCTV18
JENAZAH SANDERA ISRAEL - Tangkapan layar ini diambil dari tayangan YouTube live streaming CNBCTV18 pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam membawa peti jenazah sandera Israel dalam pertukaran tahanan gelombang ke-7 pada Kamis (20/2/2025) untuk diserahkan kepada Palang Merah Internasional (ICRC) sebelum dibawa ke Israel. Empat jenazah sandera Israel diserahkan ke ICRC. 

Lebih dari 40 Warga Israel Ditawan Telah Tewas karena Pemboman dan Salah Sasaran dari Israel Sendiri

TRIBUNNEWS.COM- Dari 251 tentara dan warga sipil Israel yang ditawan oleh Hamas ke Gaza pada 7 Oktober 2023, 41 orang tewas, termasuk banyak yang tewas akibat pemboman Israel dan Friendly Fire (salah tembak) Israel, menurut analisis The New York Times (NYT) yang diterbitkan pada 8 Maret.

NYT meninjau laporan forensik dan investigasi militer atas kematian mereka, serta wawancara dengan lebih dari selusin tentara dan pejabat Israel, seorang pejabat senior regional, dan tujuh kerabat tawanan.

Dari 59 tawanan yang masih ditahan Hamas dan kelompok perlawanan Palestina lainnya di Gaza, pemerintah Israel mengatakan hanya 24 orang yang masih hidup. 

Seratus tiga puluh orang lainnya telah dibebaskan hidup-hidup, sementara jenazah 40 orang lainnya telah dikembalikan ke Israel sebagai imbalan atas pembebasan ratusan tahanan Palestina menyusul perjanjian gencatan senjata pada November 2023 dan Januari tahun ini.

Banyak yang meninggal karena Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu lebih memilih melanjutkan perang genosida di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 50.000 warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, daripada mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang secara permanen.

"Kami bisa saja membawa pulang lebih banyak sandera — lebih awal dan dengan harga yang lebih murah," kata Yoav Gallant, menteri pertahanan Israel hingga November, dalam sebuah wawancara di televisi bulan lalu.

"Hanya tekanan militer yang berkelanjutan, hingga kemenangan total, yang akan menghasilkan pembebasan semua sandera kami," klaim Netanyahu tahun lalu.

Media Israel telah melaporkan beberapa kali sejak dimulainya perang bahwa Netanyahu berkomitmen untuk menyabotase kesepakatan yang akan mengakhiri perang dan membawa pulang tawanan Israel. 

Netanyahu dan anggota koalisi pemerintahannya ingin mengusir lebih dari 2 juta penduduk Gaza, mencaplok jalur tersebut, dan membangun permukiman Yahudi di atas reruntuhan rumah warga Palestina yang hancur.

NYT melaporkan bahwa tujuh tawanan dieksekusi oleh penculiknya saat tentara Israel mendekat selama operasi militer, dan empat lainnya tewas dalam serangan udara Israel, menurut pejabat Israel dan temuan publik dari investigasi militer.

Tiga tawanan tewas oleh tentara Israel yang mengira mereka sebagai pejuang perlawanan Palestina, kata militer Israel. 

Seorang tawanan ditembak mati dalam baku tembak selama operasi militer. NYT mengatakan keadaan seputar kematian 26 tawanan lainnya masih belum dapat disimpulkan.

Dalam satu kasus yang menonjol, ibu Ron Sherman, seorang tawanan Israel yang ditawan Hamas pada 7 Oktober, mengatakan bahwa militer Israel sengaja membunuh putranya.

Tentara mengambil jenazah Ron dan jenazah dua tawanan lainnya dari sebuah terowongan di Gaza pada tanggal 14 Desember. Israel mengklaim Hamas telah membunuh ketiganya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved