Donald Trump Pimpin Amerika Serikat
9 Poin Pidato Trump di Kongres AS, Hubungan dengan Zelensky-Salahkan Biden atas Kenaikan Harga Telur
Poin-poin penting dari pidato Trump yang berdurasi 100 menit di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS) pada Selasa (4/3/2025) malam.
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Donald Trump menyampaikan pidato di hadapan Kongres Amerika Serikat (AS) pada Selasa (4/3/2025) malam.
Pidato perdananya di Kongres dilakukan setelah enam minggu Trump menduduki jabatannya.
Trump dilantik sebagai Presiden Amerika Serikat ke-47 pada 20 Januari kemarin.
Berikut ini adalah beberapa poin penting dari pidato Trump yang berdurasi 100 menit, dirangkum dari Associated Press dan Reuters:
1. Mengkritik Demokrat dan Memperbesar Pencapaian Pribadi
Trump memulai pidato dengan menyebut Presiden Joe Biden sebagai "presiden terburuk sepanjang sejarah".
Ia lantas mengkritik Demokrat karena tidak memberikan tepuk tangan untuk keberhasilannya.
Baca juga: Demi Ambisi, Trump Tebar Janji Bakal Bikin Warga Greenland Kaya Jika Mau Diakuisisi AS
Ia membandingkan dirinya dengan Presiden pertama George Washington dan membanggakan pencapaian awal masa jabatan keduanya.
Suasana di Kongres cukup kontra. Kubu Republikan berdiri dan bersorak, sedangkan Demokrat terdiam dengan beberapa teriakan protes.
2. Isu Budaya dan Kebijakan Internal
Lewat pidato panjangnya, Trump menekankan penentangannya terhadap kebijakan afirmatif, program keberagaman, dan hak-hak transgender, yang menjadi isu utama dalam pidatonya.
Ia memperbesar kemenangan pada pemilu November 2024, meskipun sebenarnya selisih suara yang diperoleh sangat kecil dibandingkan pemilu sebelumnya.
3. Hubungan dengan Presiden Ukraina Zelensky
Setelah sebelumnya mengkritik keras Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, Trump membacakan surat dari Zelensky yang mengungkapkan kesiapan Ukraina untuk bernegosiasi demi perdamaian.
Namun, hubungan antara Trump dan Zelensky tetap tegang, setelah Trump sebelumnya mengecam kurangnya rasa terima kasih dari Ukraina terkait bantuan AS.
4. Menyalahkan Biden atas Kenaikan Harga Telur
Trump mengaku frustrasi atas kenaikan harga bahan makanan, khususnya telur, yang naik drastis.
Dia menyalahkan Presiden Biden, meskipun penyebab sebenarnya adalah wabah flu burung yang melanda peternakan unggas.
Pemerintah AS mengalokasikan dana besar untuk memerangi flu burung, namun Trump tetap menyalahkan kebijakan Biden atas harga yang tinggi.
5. Pujian untuk Elon Musk dan Reformasi Pemerintah
Trump memberikan pujian untuk Elon Musk, yang ia anggap telah membantu merombak dan merampingkan pemerintahan federal.
Musk juga mendapat sorakan dari pihak Republikan di Kongres, meskipun pihak Demokrat memprotes dengan membawa plakat bertuliskan "Musk Steal."
6. Tarif dan Kebijakan Perdagangan
Trump menekankan komitmennya untuk melanjutkan kebijakan tarifnya, yang ia klaim sebagai cara untuk memperkaya Amerika dan menjadikan negara ini hebat kembali.
Meksiko dan Kanada, dua mitra dagang penting, telah merespons dengan ancaman untuk memberlakukan tarif pembalasan, yang berisiko meningkatkan biaya bagi konsumen AS.
7. Rencana untuk Imigran Kaya
Trump mengungkapkan rencananya untuk memperkenalkan "visa emas" senilai $5 juta, yang akan memberikan status imigrasi yang lebih baik bagi orang kaya yang ingin menciptakan lapangan kerja di AS.
8. Perhatian pada Pekerja Amerika
Trump mengulang janji kampanyenya untuk memberikan kebijakan yang menguntungkan pekerja, seperti pembebasan pajak untuk tip, lembur, dan tunjangan Jaminan Sosial bagi lansia.
Ia juga menekankan kebijakan perdagangannya yang diharapkan menguntungkan sektor pertanian, meskipun ada peringatan dari senator terkait dampak negatif tarif pada petani.
9. Perubahan Dramatis dari Pidato Tahun 2017
Jika dibandingkan pidatonya pada 2017, saat ia pertama kali berbicara di Kongres, ada perubahan mencolok dalam gaya dan kebijakan.
Pada 2017, ia berbicara tentang kerja sama internasional dan reformasi imigrasi, namun kali ini ia lebih fokus pada kebijakan yang lebih keras terkait imigrasi dan kesetaraan.
Kritik terhadap kebijakan keberagaman, serta penghinaan terhadap Biden, menunjukkan pergeseran dalam pendekatannya selama masa jabatannya yang kedua.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.