Konflik Palestina Vs Israel
Risalah Netanyahu Picu Lonjakan Harga Pangan di Gaza, Selama Ramadan Sayur Meroket 100 Kali Lipat
Harga tepung dan sayur di Jalur Gaza melonjak tajam, meroket lebih dari 100 kali lipat usai Netanyahu memblokade bantuan yang akan masuk ke Gaza
TRIBUNNEWS.COM - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa harga tepung dan sayur-sayuran di Jalur Gaza mengalami lonjakan tajam, meroket lebih dari 100 kali lipat.
Sementara harga telur melesat naik hingga 150 persen akibat risalah PM Israel Benjamin Netanyahu.
Awal Ramadan, Netanyahu memerintahkan pasukannya untuk menghentikan semua bantuan kemanusiaan dan impor lainnya yang masuk ke Jalur Gaza.
Netanyahu berdalih pemblokiran dilakukan untuk menekan Hamas agar menyetujui persyaratan perpanjangan gencatan senjata.
Namun imbas kebijakan ini, menimbulkan kenaikan harga yang signifikan di pasar-pasar di seluruh Jalur Gaza.
Hal tersebut bahkan dikonfirmasi langsung oleh pembeli dan pekerja bantuan, yang melaporkan harga barang-barang pokok di Gaza melonjak meski ada upaya dari pihak berwenang untuk menjaganya tetap stabil.
Adalah Belala al-Helou, salah satu penjual di Gaza mengatakan bahwa selama penyeberangan Gaza ditutup harga pangan naik dan semakin meningkat.
"Harga-harga naik dan orang-orang panik tentang persediaan makanan." ucapnya sebagaimana dikutip dari AFP.
"Hari ini satu kilo gula harganya 10 shekel atau 12 shekel, naik lebih dari dua kali lipat harga sebelum perang,” imbuhnya
Hal senada juga dilontarkan pembeli lain, Adly al-Ghandour yang mengatakan harga telah naik 80 persen, dan jika penyeberangan tetap ditutup, harga akan naik 200 persen.
Blokade Gaza Mengancam Dapur Umum Selama Ramadan
Baca juga: Israel Memblokir Bantuan ke Gaza Saat Ramadan Dimulai adalah Tindakan yang Sembrono, Kata Oxfam
Imbas lonjakan harga pangan, kios-kios di pasar Gaza masih terisi penuh dari tahap pertama gencatan senjata yang dimulai pada 19 Januari, lantaran masyarakat kesulitan untuk membeli bahan pangan.
Lebih lanjut, buntut penangguhan bantuan Gaza berpotensi membuat dapur umum di Khan Younis, Gaza, mandek beroperasi yang kemudian mengancam pengiriman makanan gratis untuk 20.000 orang selama Ramadan.
“Administrasi dapur telah menyiapkan rencana untuk bulan Ramadan, namun penutupan penyeberangan mengganggu semua rencana tersebut,” kata salah satu pengelola dapur umum, Abu Omar.
“Pada hari pertama Ramadan, kami menyajikan sekitar 1.200 hingga 1.400 porsi daging dan nasi, namun penutupan penyeberangan dan hilangnya barang di pasar menyebabkan kami menyajikan 'mujadara' (hidangan nasi dan miju-miju) dan sup hari ini,” imbuhnya.
Philippe Lazzarini, kepala badan bantuan Palestina PBB UNRWA, mengatakan penangguhan pengiriman bantuan oleh Israel mengancam nyawa 2,3 juta penduduk Gaza, yang kelelahan akibat perang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.