Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Suriah

Sektor Industri Suriah Menghadapi Penutupan Besar-besaran

Selama tiga bulan terakhir, ratusan pabrik, kilang, dan bengkel Suriah telah ditutup di beberapa provinsi sebagai akibat dari banyak faktor.

Editor: Muhammad Barir
Kantor berita resmi Suriah, SANA.
PEMERINTAHAN SURIAH - Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa berpartisipasi dalam dialog terbuka di Aleppo, Sabtu (15/2/2025). Selama tiga bulan terakhir, ratusan pabrik, kilang, dan bengkel Suriah telah ditutup di beberapa provinsi sebagai akibat dari banyak faktor yang menyertai kepergian pemerintahan mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad, Sputnik Arabic melaporkan pada 3 Maret. 

Sektor Industri Suriah Menghadapi Penutupan Besar-besaran

TRIBUNNEWS.COM- Selama tiga bulan terakhir, ratusan pabrik, kilang, dan bengkel Suriah telah ditutup di beberapa provinsi sebagai akibat dari banyak faktor yang menyertai kepergian pemerintahan mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad, Sputnik Arabic melaporkan pada 3 Maret.

Pasokan listrik yang buruk, kenaikan harga solar, dan masuknya produk-produk asing yang murah telah menghancurkan produksi dalam negeri Suriah sejak jatuhnya Assad.

Industrialis Ahmed Anqa mengungkapkan bahwa hampir 420 pabrik, tempat produksi, dan bengkel telah ditutup di provinsi Aleppo, Damaskus, dan pedesaannya, Latakia, Tartous, dan Homs.

Pada bulan Desember, militan dari bekas afiliasi Al-Qaeda, Hayat Tahrir al-Sham (HTS), mengambil alih kekuasaan di Damaskus.

Anqa menyebut kurangnya keamanan di wilayah Suriah sebagai penyebab penutupan, dan mencatat bahwa orang-orang bersenjata tak dikenal telah menjarah pabrik-pabrik di kota-kota industri Sheikh Najjar di Aleppo, Hasiya di Homs, dan Adra di pedesaan Damaskus.

Anqa menambahkan buruknya pasokan listrik juga menjadi penyebab penutupan tersebut.

Pemerintah baru di Damaskus telah mengurangi jumlah jam listrik yang tersedia untuk kota-kota industri. Pada saat yang sama, harga solar untuk menggerakkan generator telah meningkat sebesar 30 persen sejak jatuhnya pemerintahan Assad.

Akibatnya, biaya produksi bagi industrialis Suriah telah meroket.

Pada saat yang sama, Suriah telah melihat masuknya produk-produk murah dari luar negeri, terutama dari negara tetangga Turki, yang merugikan produsen lokal Suriah.

Anqa mengatakan perusahaan asing mengekspor barang-barang asing ini ke Suriah secara ilegal dan tidak membayar biaya bea cukai, sementara barang-barang tersebut kualitasnya buruk. 

Perusahaan asing juga memanfaatkan perbedaan antara nilai tukar resmi dan pasar gelap antara pound Suriah dan dolar AS.

Anqa mengatakan bahwa produk-produk asing dihargai berdasarkan nilai tukar dolar pasar gelap, yang lebih rendah dari nilai tukar resmi Bank Sentral, yang menjadi dasar penetapan harga produk-produk Suriah.

Krisis ekonomi yang dialami warga Suriah diperburuk oleh PHK massal yang diperintahkan oleh otoritas baru di Damaskus.

Kementerian kesehatan dan pendidikan serta administrasi Pelabuhan Latakia menerbitkan nama-nama 12.000 pegawai dari Kegubernuran Latakia yang baru-baru ini diberhentikan, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) melaporkan pada hari Senin.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved