Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

'Tembak Apa pun yang Bergerak', Israel Akui Angkatan Udara Terapkan Protokol Hannibal pada 7 Oktober

Prosedur kontroversial ini, yang membenarkan penembakan terhadap teman maupun lawan, dilaporkan dikeluarkan militer Israel (IDF) pada 7 Oktober

Foto: Kobi Gideon / Kantor Pers Pemerintah Israel/Wiki
Bangunan yang rusak di pemukiman Yahudi Israel kibbutz Beeri di di Palestina yang diduduki, setelah serangan 7 Oktober. Militer Israel (IDF) mengakui kalau Angkatan Udaranya menerapkan Protokol Hannibal yang menembaki baik warga Israel maupun petempur Hamas dalam serangan Banjir Al-Aqsa. 

'Tembak Apa pun yang Bergerak', Israel Akui Angkatan Udara Terapkan Protokol Hannibal pada 7 Oktober

TRIBUNNEWS.COM - Militer Israel telah mengakui untuk pertama kalinya kalau angkatan udaranya menerapkan Prosedur Hannibal yang kontroversial pada 7 Oktober 2023, surat kabar Israel, Jerusalem Post melaporkan pada Kamis (27/2/2025).

Laporan media Israel ini mengutip hasil investigas militer Israel (IDF) atas kegagalan respons dan jejaring komando pada serangan faksi-faksi milisi Palestina -dimpimpin Hamas yang dikenal dengan nama Operasi Banjir Al-Aqsa.

Prosedur kontroversial ini, yang membenarkan penembakan terhadap teman maupun lawan, dilaporkan dikeluarkan IDF sekitar pukul 10:30 pagi, di tengah serangan di sepanjang perbatasan Israel-Gaza. 

Baca juga: Hamas Obrak-abrik Pangkalan Militer Nahal Oz Israel, IDF Akui Prajuritnya Lari Sembunyi

Apa itu Prosedur Hannibal?

Arahan Hannibal adalah protokol militer kontroversial yang mengizinkan penggunaan senjata api tanpa pandang bulu, bahkan terhadap warga sipil Israel sendiri, dalam upaya mencegah penangkapan tentara Israel

Meskipun para pejabat secara historis enggan mengakui penerapannya, penggunaannya telah didokumentasikan dalam operasi militer masa lalu, khususnya dalam operasi militer melawan Gaza dan Lebanon.

Baca juga: Helikopter Apache Israel Tewaskan Tentaranya Sendiri dan Warga Sipil Saat Serangan Hamas

Menurut Jerusalem Post, pada tanggal 7 Oktober, angkatan udara Israel “menembaki apa pun yang bergerak” di sepanjang perbatasan.

Pasukan Israel melancarkan sekitar 945 serangan udara dan melepaskan tembakan 11.000 kali dari helikopter, yang mengakibatkan banyak korban, tambah laporan itu.

Baca juga: Mantan Komandan Unit 8200 Intelijen Israel Akui IDF Kalah 15-0 dari Hamas

Ratusan mobil yang hancur di lokasi Festival Nova berlangsung. Ada dugaan kalau jatuhnya banyak korban jiwa di pihak Israel saat serangan Hamas itu justru disebabkan oleh membabibutanya IDF. Festival Nova berlangsung di dekat Kibbutz Beeri, hanya lima kilometer dari tembok pemisah Gaza.
Ratusan mobil yang hancur di lokasi Festival Nova berlangsung. Ada dugaan kalau jatuhnya banyak korban jiwa di pihak Israel saat serangan Hamas itu justru disebabkan oleh membabibutanya IDF. Festival Nova berlangsung di dekat Kibbutz Beeri, hanya lima kilometer dari tembok pemisah Gaza. (tangkap layar twitter)

Peristiwa Penting pada 7 Oktober

The Jerusalem Post juga memberikan kronologi kejadian pada hari itu.

05:30 – Pejuang Palestina melancarkan serangan ke Israel selatan di bawah perlindungan tembakan roket dan serangan pesawat tak berawak.

06:30 – Perlawanan Palestina menerobos pertahanan perbatasan Israel di beberapa titik.

07:30 – Markas besar terdepan militer Israel di Kibbutz Re'im diserbu.

08:00 – Kelompok Palestina mulai memindahkan tawanan Israel ke Gaza.

10:30 pagi – Angkatan udara Israel meluncurkan Perintah Hannibal, menembaki target bergerak di sepanjang perbatasan.

Menurut laporan tersebut, militer Israel akan merilis temuan investigasi internalnya antara tanggal 25 Februari dan 4 Maret, sebelum pengangkatan kepala staf baru, Mayjen Eyal Zamir, pada tanggal 5 Maret.

Investigasi ini akan mengkaji kegagalan militer, rantai komandonya, dan keputusan yang menyebabkan operasi Palestina berskala besar.

Laporan Sebelumnya

Pada tanggal 7 Februari, mantan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant telah mengonfirmasi laporan sebelumnya mengenai penggunaan prosedur militer Israel yang kontroversial.

Dalam wawancara pertamanya sejak dipecat November lalu, Gallant ditanya oleh Channel 12 Israel apakah perintah diberikan untuk menerapkan kebijakan pada hari itu.

"Saya kira secara taktis di beberapa tempat memang demikian, di tempat lain tidak, dan itu menjadi masalah," jawabnya dalam wawancara pada hari Kamis.

Pada awal Desember 2023, mantan pemimpin Partai Buruh Israel Shelly Yachimovich menyerukan penyelidikan terhadap penerapan 'Arahan Hannibal' oleh tentara Israel di kota-kota Israel di sekitar Jalur Gaza pada 7 Oktober, situs web Al Jazeera Arabic melaporkan.

"Ada kampanye kekerasan untuk mencegah investigasi/pembicaraan tentang peristiwa mengerikan di mana Brigadir Jenderal Hiram memerintahkan tank untuk menembaki dan menyerbu rumah di Bari, yang dengan sengaja membunuh 12 sandera, termasuk anak-anak. Hannibal akan berguling-guling di kuburnya," tulis Yachimovich di X.

“Alasannya? Hiram adalah “pahlawan Israel.” Para pahlawan Israel melindungi anak-anak Israel, mereka tidak membunuh mereka. Siapa saya yang bisa menghakimi? Siapa dia yang bisa membunuh?” tambahnya.

Pemukiman Yahudi Israel Protokol Hannibal
Bangunan yang rusak di pemukiman Yahudi Israel kibbutz Beeri di di Palestina yang diduduki, setelah serangan 7 Oktober. Militer Israel (IDF) mengakui kalau Angkatan Udaranya menerapkan Protokol Hannibal yang menembaki baik warga Israel maupun petempur Hamas dalam serangan Banjir Al-Aqsa.

Instruksi untuk Prajurit IDF

Pada bulan Januari 2024, surat kabar Israel Yediot Ahronoth melaporkan bahwa militer Israel menerapkan Arahan Hannibal, membunuh prajurit dan warga sipilnya sendiri untuk mencegah Hamas menangkap mereka sebagai tawanan.

Sebuah penyelidikan yang dilakukan oleh surat kabar berbahasa Ibrani tersebut mengungkapkan bahwa tentara Israel “memberikan instruksi kepada seluruh unit tempurnya untuk mempraktikkan 'Prosedur Hannibal', meskipun tanpa menyebutkan nama yang jelas dan gamblang tersebut.”

Perintah tersebut adalah untuk menghentikan "dengan segala cara segala upaya teroris Hamas untuk kembali ke Gaza, menggunakan bahasa yang sangat mirip dengan 'Prosedur Hannibal' yang asli, meskipun ada jaminan berulang kali oleh lembaga keamanan bahwa prosedur tersebut telah dibatalkan," kata laporan itu.

Investigasi Al Jazeera pada bulan Maret tahun lalu juga menemukan “bukti bahwa protokol ini digunakan terhadap warga sipil Israel” pada tanggal 7 Oktober.

Pada bulan Juli 2024, surat kabar Haaretz Israel mengungkapkan bahwa tentara Israel memerintahkan pengaktifan Arahan Hannibal pada tanggal 7 Oktober.

Investigasi oleh surat kabar tersebut mengonfirmasi bahwa tentara Israel mengeluarkan perintah untuk memastikan tidak ada kendaraan yang diizinkan kembali ke Gaza selama serangan itu, meskipun ada risiko bagi penduduk di wilayah Gaza.

“Ini bukan perintah pertama yang diberikan oleh divisi tersebut dengan maksud menggagalkan penculikan bahkan dengan mengorbankan nyawa orang yang diculik, sebuah prosedur yang dikenal di militer sebagai 'prosedur Hannibal',” demikian laporan surat kabar tersebut.

(oln/pc/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved