Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Menerka Alasan Negara di Eropa Dukung Kedaulatan Palestina, Murni Kemanusiaan atau Utang Sejarah?

Pengamat Timur Tengah, Hasibullah Sastrawi mengungkap penilaiannya terkait alasan negara di Eropa menyerukan dukungan untuk kedaulatan Palestina.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
BELA PALESTINA - Ilustrasi bendera Palestina. Massa yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina mengikuti aksi long march saat hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (27/7/2025). Aksi yang diikuti ratusan warga tersebut mengecam dampak kelaparan dan kekerasan terhadap anak-anak yang menjadi korban agresi militer Israel di Gaza. TRIBUNNEWS/HERUDIN. Pengamat Timur Tengah, Hasibullah Sastrawi memberikan penilaiannya terkait alasan negara-negara di Eropa kini kompak menyerukan dukungan untuk kedaulatan Palestina. 

TRIBUNNEWS.COM - Pengamat Timur Tengah, Hasibullah Sastrawi memberikan penilaiannya terkait alasan negara-negara di Eropa kini kompak menyerukan dukungan untuk kedaulatan Palestina.

Diketahui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tengah menggelar Konferensi Internasional Tingkat Tinggi untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara yang digelar di Gedung Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat pada Selasa (23/9/2025).

Dalam kesempatan ini, banyak negara menyuarakan dukungannya untuk kemerdekaan Palestina yang selama ini terlibat konflik dengan Israel, terutama di wilayah Gaza.

Salah seorang pemimpin negara yang mengakui kedaulatan Palestina dalam gelaran KTT PBB di New York ini adalah Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Selain Prancis, ada juga negara lain yang mengakui negara Palestina, yakni Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal.

Serta ada juga Andorra, Belgia, Luksemburg, Malta, dan Monako.

Menurut Hasibullah ada dua faktor yang membuat negara-negara tersebut berani mengakui kedaulatan Palestina.

Faktor pertama yakni karena adanya utang sejarah.

"Kenapa kok negara-negara apa namanya Eropa berubah seperti ini? Sebenarnya lagi-lagi kalau diamati dari pernyataan para pemimpin, sejauh ini ada dua faktornya. Yang pertama adalah faktor sejarah yang tadi juga telah disampaikan."

"Presiden Macron bahkan juga menjelaskan, sangat jelas bahwa beliau sampaikan, kami 1948 sudah mendukung upaya untuk membentuk dua negara yaitu negara Yahudi dan negara Arab. Sekarang negara Yahudi sudah terbentuk yang Arab yang enggak terbentuk bagi kami. Dan hari ini kami ingin melunasi janji itu. Itu kalau enggak salah disampaikan oleh beliau kurang lebih ke sana."

"Jadi ini kayak semacam hutang sejarah walaupun diakui terlambat ya, tapi enggak ada terlambat dalam upaya kebaikan. Kurang lebih begitu yang disampaikan oleh Presiden Macron," kata Hasibullah dalam Program 'Sapa Indonesia Pagi' Kompas TV, Selasa (23/9/2025).

Baca juga: Spanyol: Rakyat Palestina Sedang Dibantai, Kita Harus Setop Pembantaian Ini

Faktor kedua, Hasibullah merasa negara-negara Eropa ini telah menilai bahwa tindakan yang dilakukan Israel kepada Palestina ini telah melanggar ketentuan hukum internasional dan hukum kemanusiaan.

Terlebih saat ini, hukum kemanusiaan tersebut telah menjadi pijakan penting bagi peradaban modern di negara-negara Eropa.

"Dan yang kedua yang saya amati adalah kenapa akhirnya negara-negara Eropa, negara Barat ini balik badan? Karena sekali lagi yang dilakukan oleh Israel itu telah melanggar berbagai macam ketentuan hukum internasional, berbagai macam hukum kemanusiaan yang itu menjadi pijakan peradaban modern terutama bagi negara-negara Eropa."

"Jadi justru kalau negara-negara Eropa seperti Prancis, seperti Inggris, Australia tidak berteriak dengan dengan penistaan terhadap kemanusiaan seperti dilakukan oleh Israel, menurut saya mereka akan kehilangan pijakan atau fundamen peradabannya."

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan