Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Jelang Batas Gencatan Senjata, Media Israel: Hamas Tata Ulang Pasukan, Belum Gunakan Semua Kekuatan

Pertukaran penyerahan jenazah sandera Israel dan pembebasan tahanan Palestina berlangsung malam ini. Hamas sudah mengatur ulang pasukan.

Telegram/Brigade Al-Qassam
PEMBEBASAN SANDERA - Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Minggu (23/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam memamerkan senjata selama pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Jalur Gaza pada Sabtu (22/2/2025). Pada Sabtu (22/2/2025), Hamas membebaskan 6 sandera Israel dengan imbalan 602 tahanan Palestina. 

Jelang Berakhirnya Gencatan Senjata, Media Israel: Hamas Tata Ulang Pasukan, Belum Gunakan Seluruh Kekuatan

 

TRIBUNNEWS.COM - Media Israel, surat kabar Yedioth Ahronoth, Selasa (25/2/2025) mengutip pejabat Israel dan sumber militer Israel (IDF), melaporkan kalau militan Hamas di Jalur Gaza telah mengatur ulang barisan mereka menjadi unit tempur baru.

Laporan ini dilansir menjelang batas gencatan senjata tahap pertama (Fase I) yang akan berakhir pada Sabtu (28/2/2025).

Baca juga: Forum Jenderal Israel Kirim Pesan Keras Tolak Lanjut Perang di Gaza: Negara Zionis Bisa Pecah

Bertabur banyak halangan, kedua kubu dikabarkan akhirnya bersiap melanjutkan negosiasi ke tahap dua.

Meski ada sinyalemen positif, potensi kembali pecahnya perang Gaza dinilai sangat besar dan bisa pecah kapan pun.

Terkait hal tersebut, surat kabar Israel itu mengatakan - mengutip sumber yang sama - kalau ribuan pejuang gerakan itu masih ada di lokasi pertempuran dan tidak meninggalkan Jalur Gaza utara.

Baca juga: Kebodohan Berulang, Untuk Ketujuh Kalinya Pasukan Israel Kembali ke Al-Zaytoun Gaza

Sejak awal Oktober lalu hingga gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari 2025, wilayah utara Gaza menjadi sasaran serangan Israel yang mengakibatkan tewasnya sedikitnya 4.000 warga Palestina dan puluhan ribu orang mengungsi.

Melalui serangan itu, Israel berusaha melaksanakan apa yang dikenal sebagai 'Rencana Jenderal', yang bertujuan untuk mengosongkan Jalur Gaza utara dari penduduknya dengan dalih menghilangkan milisi perlawanan bersenjata di sana.

Para pejabat Israel mengatakan kepada Yedioth Ahronoth bahwa formasi baru yang dibentuk Hamas masih lebih lemah daripada kemampuan militer gerakan tersebut sebelum perang.

BERBARIS - Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan petempur Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, berbaris di lokasi pembebasan 3 sandera Israel, di Khan Yunis, Sabtu (15/2/2025). Hamas memberi hadiah ke sandera Israel pada prosesi pembebasan tersebut.
BERBARIS - Tangkap layar Khaberni yang menunjukkan petempur Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, berbaris di lokasi pembebasan 3 sandera Israel, di Khan Yunis, Sabtu (15/2/2025). Hamas memberi hadiah ke sandera Israel pada prosesi pembebasan tersebut. (khaberni/tangkap layar)

Belum Gunakan Semua Kekuatan

Surat kabar itu juga mengutip sumber militer Israel yang mengatakan kalau Hamas belum mengerahkan kekuatan penuh sebanyak 30.000 tentaranya selama pertempuran sebelumnya.

Laporan Ia menjelaskan kalau gerakan yang juga memiliki sayap militer tersebut "mempelajari pelajaran dasar" dari operasi militer darat Israel sebelumnya.

Baca juga: Israel Segera Lanjutkan Perang Usai Kaget Lihat Petempur Hamas Muncul dalam Sekejap Mata di Gaza

Sumber-sumber militer IDF mengatakan kalau selama masa gencatan senjata, Hamas mendapatkan kembali kendali atas lembaga-lembaga sipil, membangun kembali sistem perpajakan untuk membiayai gaji para anggotanya, dan menggunakan pemerintahan sipil untuk membangun kembali kekuatan militer dan ekonominya, kata mereka.

Yedioth Ahronoth mengutip pernyataan seorang pejabat militer Israel yang mengatakan bahwa "memukimkan kembali" ratusan ribu penduduk Gaza di luar Jalur Gaza tidak akan mengarah pada penggulingan Hamas.

Analis Israel mengatakan kalau parade yang diselenggarakan oleh Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, selama operasi pertukaran tawanan dalam rangka tahap pertama perjanjian gencatan senjata merupakan bantahan tegas atas klaim resmi Israel soal pemberangusan gerakan pembebasan Palestina tersebut.

Baca juga: Media Israel: IDF Sebut Kemampuan Militer Hamas Pulih, Sukses Rekrut Ribuan Petempur Baru

PEMBEBASAN SANDERA - Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam membawa salah satu peti mati dari empat jenazah sandera Israel; Kfir Bibas (9 bulan), Ariel Bibas (4), ibu mereka bernama Shiri Bibas (32) dan Oded Lifshitz (83), dalam pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Jalur Gaza pada Kamis.
PEMBEBASAN SANDERA - Foto ini diambil dari publikasi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer gerakan Hamas) pada Kamis (20/2/2025), memperlihatkan anggota Brigade Al-Qassam membawa salah satu peti mati dari empat jenazah sandera Israel; Kfir Bibas (9 bulan), Ariel Bibas (4), ibu mereka bernama Shiri Bibas (32) dan Oded Lifshitz (83), dalam pertukaran tahanan gelombang ke-7 di Jalur Gaza pada Kamis. (Telegram Brigade Al-Qassam)

Hamas Serahkan Jenazah Sandera Israel Malam Ini, Tahanan Palestina Dibebaskan Juga Malam Ini

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved