Konflik Palestina Vs Israel
ICC Didesak Selidiki Peran Biden dan 2 Eks Menteri Lakukan Genosida di Gaza, WHO Prihatin
ICC didesak menyelidiki peran Joe Biden dan dua eks menterinya berperan dalam genosida di Gaza, WHO prihatin
TRIBUNNEWS.COM - Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) didesak untuk menyelidiki mantan pejabat AS Presiden Joe Biden, Menteri Luar Negeri Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin.
Mereka dituding membantu dan bersekongkol dalam kejahatan perang Israel dan kejahatan atau genosida terhadap kemanusiaan di Gaza.
"Ada dasar yang kuat untuk menyelidiki Joe Biden, Antony Blinken dan Lloyd Austin atas keterlibatan mereka dalam kejahatan Israel," menurut Reed Brody, seorang pengacara veteran kejahatan perang dan anggota dewan DAWN, kelompok hak asasi manusia berbasis di AS yang mengajukan permintaan tersebut ke ICC, diberitakan electronicintifada.
"Bom yang dijatuhkan di rumah sakit, sekolah, dan rumah Palestina adalah bom Amerika, kampanye pembunuhan dan penganiayaan telah dilakukan dengan dukungan Amerika," imbuhnya.
Brody menambahkan, pejabat AS telah menyadari dengan pasti apa yang dilakukan Israel, namun dukungan mereka tidak pernah berhenti.
Dalam pengajuan setebal 172 halaman kepada ICC di Den Haag – yang dibuat sebagai tanggapan atas seruan intervensi semacam itu dari kepala jaksa Karim Khan – DAWN memaparkan dasar hukum dan fakta untuk menyelidiki pejabat AS.
Laporan itu merinci bagaimana pada setiap tahap, pejabat AS tahu persis apa yang dilakukan Israel.
"Pada 16 November dan 12 Desember 2023, Presiden Biden secara terbuka mengakui bahwa IDF melakukan 'pengeboman tanpa pandang bulu di Gaza."
Blinken, disebut DAWN, secara pribadi mengizinkan transfer bantuan militer dan penjualan senjata komersial langsung ke Israel, mengabaikan keberatan dari stafnya sendiri tentang bagaimana transfer tersebut melanggar hukum AS, meskipun ia mengetahui bagaimana Israel menggunakan senjata ini untuk melakukan kejahatan.
"Dengan demikian, ia secara sengaja dan substansial berkontribusi terhadap dilakukannya kejahatan Israel di Gaza."
Demikian pula, kelompok tersebut menuduh "tindakan dan keputusan Austin untuk terus-menerus dan sengaja memberikan dukungan militer dan politik kepada Israel memenuhi persyaratan untuk membantu dan mendukung, serta memfasilitasi, kejahatan yang dilakukan oleh pasukan militer Israel di Jalur Gaza."
Baca juga: 6 Bayi Meninggal Kedinginan di Gaza, Update Pertukaran Sandera Hamas-Israel Capai Kesepakatan Baru
Mantan pejabat AS lainnya yang juga harus menghadapi penyelidikan termasuk Jake Sullivan, yang menjabat sebagai penasihat keamanan nasional Biden, dan Gina Raimondo, yang sebagai menteri perdagangan mengawasi ekspor teknologi "penggunaan ganda" yang digunakan Israel dalam melakukan kejahatan, kata DAWN.
WHO Prihatin
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sangat prihatin dengan kekerasan di Tepi Barat yang diduduki Israel dan dampak dari apa yang disebutnya serangan "yang meningkat tajam" terhadap perawatan kesehatan, kata perwakilannya di wilayah Palestina pada Selasa (25/2/2025).
Israel mengirim tank ke Tepi Barat untuk pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun pada Minggu, dan memerintahkan militer untuk bersiap melakukan tinggal lama untuk memerangi kelompok militan Palestina di kamp-kamp pengungsi di daerah tersebut.
"Kami sangat prihatin dengan situasi di Tepi Barat dan dampaknya terhadap kesehatan", Dr. Rik Peeperkorn, perwakilan WHO, dikutip dari AsiaOne.
"Kami melihat titik-titik kekerasan saat ini, serangan terhadap layanan kesehatan... meningkat tajam di Tepi Barat."
Dalam sebuah pernyataan, militer Israel mengatakan: "Organisasi teroris, khususnya Hamas, menggunakan rumah sakit dan ambulans sebagai alat untuk kegiatan teroris."
Ditambahkannya, pihaknya mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya bahaya terhadap pekerja medis dan bahwa operasi militer penting untuk menjamin keamanan warga negara Israel.
WHO mengatakan telah terjadi 44 serangan tahun ini yang memengaruhi penyediaan layanan kesehatan di Tepi Barat. Dikatakannya, empat fasilitas kesehatan terkena dampak.
Empat pasien meninggal saat menunggu ambulans dan delapan petugas kesehatan terluka saat mencoba menjangkau pasien, katanya.
Dinyatakan juga 25 petugas kesehatan dan pasien telah tewas dan 121 terluka di Tepi Barat sejak 7 Oktober 2023 — tanggal serangan mematikan yang dipimpin Hamas terhadap Israel yang memulai perang Gaza — hingga 14 Februari tahun ini.
WHO juga melaporkan pembatasan pergerakan yang ketat di Tepi Barat, termasuk kendala yang memengaruhi pergerakan ambulans dan akses bagi petugas kesehatan.
WHO telah menyediakan pasokan darurat dan perlengkapan trauma ke beberapa rumah sakit Tepi Barat, kata Peeperkorn.
Setidaknya 40.000 warga Palestina telah meninggalkan rumah mereka di Jenin dan kota terdekat Tulkarm di Tepi Barat utara sejak Israel memulai operasinya bulan lalu setelah mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza setelah 15 bulan perang.
Delapan puluh dua warga Palestina terbunuh di Tepi Barat antara 1 Januari dan 13 Februari, menurut angka terbaru WHO.
(Tribunnews.com/ Chrysnha)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.