Konflik Rusia Vs Ukraina
Putin Buka Peluang Kerja Sama, Tawarkan Logam Tanah Jarang Rusia ke AS
Kremlin mengumumkan pada hari Selasa (25/2/2025) bahwa Rusia memiliki banyak deposit logam tanah jarang.
TRIBUNNEWS.COM - Kremlin mengumumkan pada hari Selasa (25/2/2025) bahwa Rusia memiliki banyak deposit logam tanah jarang.
Tidak hanya itu, Kremlin membuka kesempatan bagi Amerika Serikat apabila ingin bekerja sama.
Hal ini disampaikan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov setelah Presiden Vladimir Putin mengindikasikan kemungkinan kolaborasi dengan Amerika Serikat di sektor tersebut.
"Amerika membutuhkan logam tanah jarang. Kami punya banyak logam tersebut," ujar Dmitry Peskov, dikutip dari Reuters.
Peskov mengatakan, sebenarnya Rusia telah memiliki rencana dalam mengembangkan logam tanah jarang ini.
Namun mengetahui apabila AS menginginkannya, maka Rusia akan memanfaatkan kesempatan ini untuk prospek kerja sama yang cukup luas.
Dalam wawancaranya dengan TV pemerintah pada hari Senin, Putin menyatakan, Rusia terbuka untuk proyek bersama dengan mitra Amerika, termasuk pemerintah dan sektor swasta, dalam kesepakatan ekonomi di masa depan antara Rusia dan Amerika Serikat.
Putin mengatakan, kesepakatan potensial AS-Ukraina mengenai mineral langka tidak menjadi masalah.
Ia menekankan, yang terpenting saat ini, pihaknya siap bekerja sama dengan AS.
"Untuk wilayah baru, sama saja. Kami siap menarik mitra asing ke wilayah yang disebut baru, ke wilayah bersejarah kami, yang telah kembali ke Federasi Rusia," jelasnya, dikutip dari BBC.
Presiden AS Donald Trump juga sebelumnya menyatakan janjinya bahwa akan ada transaksi pembangunan ekonomi besar antara kedua negara.
Namun Peskov menekankan, masih banyak yang perlu dilakukan dalam kerja sama antara Rusia dan AS ini.
Baca juga: Sinyal Kedekatan Rusia-AS, Trump Puji Putin: Dia Perlakukan Kami dengan Hormat
Mineral langka, yang terdiri dari 17 unsur penting dalam industri teknologi tinggi, digunakan dalam produksi kendaraan listrik, telepon seluler, sistem rudal, dan berbagai komponen elektronik lainnya.
Menurut data Survei Geologi AS, Rusia memiliki cadangan logam tanah jarang terbesar kelima di dunia setelah China, Brasil, India, dan Australia.
Selain logam tanah jarang, Putin mengusulkan kerja sama dengan AS dalam sektor aluminium.
Sumber: TribunSolo.com
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya
A member of

Follow our mission at www.esgpositiveimpactconsortium.asia
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.