Konflik Palestina Vs Israel
Pasca Geger dengan Saudi, Kini Netanyahu Bersitegang dengan Mesir, Tuduh Kurung Warga Palestina
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu bersitegang dengan Mesir karena menganggap Kairo telah mengurung warga Palestina yang ingin kabur.
Lebih jauh, pernyataan tersebut mengutuk apa yang digambarkannya sebagai penggunaan "pengepungan dan kelaparan sebagai senjata terhadap warga sipil" oleh Israel.
Mesir dengan tegas menolak pernyataan apa pun yang menyinggung pemindahan warga Palestina ke Mesir, Yordania, atau Arab Saudi.
Kementerian tersebut menyatakan solidaritas dengan rakyat Gaza dan hak mereka untuk membela apa yang disebutnya sebagai "perjuangan yang adil dan sah".
Pernyataan itu menegaskan kembali komitmen Mesir terhadap prinsip-prinsip Mesir dan Arab yang telah ditetapkan, yang mencakup hak rakyat Palestina atas negara berdasarkan perbatasan 4 Juni 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Trump Ingin Beli Gaza
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan ia berkomitmen untuk membeli dan memiliki Gaza.
Demi melancarkan niatnya itu, Trump membiarkan negara-negara di Timur Tengah ikut membangun Gaza.
"Sejauh kami membangunnya kembali, kami dapat memberikannya kepada negara-negara lain di Timur Tengah untuk membangun beberapa bagiannya, orang lain dapat melakukannya, melalui dukungan kami."
"Namun kami berkomitmen untuk memilikinya, mengambilnya, dan memastikan bahwa Hamas tidak mundur," kata Trump di atas Air Force One, dikutip dari Reuters.
Setelah berhasil membeli Gaza, lanjut Trump, dirinya akan membongkar seluruh wilayah tersebut.
Baca juga: Hamas Angkat Senjata Demi Gaza Vs Trump, Netanyahu Tuduh Mesir Biang Kerok, Turki Sebut Perang Besar
Kemudian, Trump akan mengizinkan beberapa pengungsi Palestina masuk ke Amerika Serikat, tetapi akan mempertimbangkan permintaan tersebut berdasarkan kasus per kasus.
Niat Trump membeli Gaza ini langsung direspons oleh anggota biro politik Hamas, Ezzat El Rashq.
Ezzat El Rashq mengecam pernyataan Trump tentang pembelian dan kepemilikan Gaza.
"Gaza bukanlah properti yang bisa dijual dan dibeli. Itu adalah bagian integral dari tanah Palestina yang kami duduki," kata Rashq.
Trump mengejutkan warga Palestina dan masyarakat internasional dengan mengusulkan agar Washington bisa mengambil alih Gaza pada Selasa (4/2/2025) lalu.
Presiden AS menggandakan sarannya pada hari berikutnya, setelah sejumlah pejabat dari pemerintahannya berupaya meredam reaksi keras terhadap usulan tersebut.
Trump, seorang pengembang real estat sebelum terjun ke dunia politik, telah memberikan sedikit perincian tentang bagaimana ia akan melaksanakan usulannya.
Setelah awalnya mengatakan bahwa ia terbuka terhadap kemungkinan mengirim militer AS ke Gaza, Trump kemudian mengatakan bahwa tidak ada tentara Amerika yang diperlukan untuk melaksanakan rencana tersebut. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.