Senin, 29 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

PM Israel Netanyahu Setujui Proyek E1 di Tepi Barat: Tak Ada Negara Palestina

Perdana Menteri Israel Netanyahu menandatangani rencana perluasan pemukiman E1 di Tepi Barat, sebut "Tak akan ada Negara Palestina."

Facebook PM Israel
NETANYAHU BERPIDATO - Foto ini diambil dari Facebook PM Israel pada Rabu (13/8/2025). Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan istrinya Sara (tidak terlihat dalam foto), berpartisipasi dalam peresmian Museum Knesset di Froumine House di Yerusalem pada 12 Agustus 2025. Pada 11 September 2025, Netanyahu menyetujui proyek E1 untuk memperluas pemukiman Israel di Tepi Barat. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menandatangani rencana E1 pada hari Kamis untuk memperluas permukiman Yahudi Israel di sebelah timur Yerusalem, di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel.

Luas kawasan E1 sekitar 12 km2, mencakup perbukitan dan area terbuka di tepi utara Jalan Raya 1 (jalan utama Yerusalem – Jericho).

Proyek ini bertujuan untuk menghubungkan Ma'ale Adumim dengan Yerusalem yang diduduki, dengan jumlah 3.421 rumah di wilayah E1 dan mencegah pendirian Negara Palestina.

"Kami telah berjanji sebelumnya bahwa 'tidak akan ada negara Palestina, dan memang tidak akan ada negara Palestina yang didirikan. Tempat ini milik kami,'" kata Netanyahu saat berkunjung ke permukiman Ma'ale Adumim di Tepi Barat, pinggiran Yerusalem yang diduduki, pada hari Kamis (11/9/2025).

"Kami bekerja dengan gigih di semua lini untuk mencapai satu hal: kekekalan Israel," tambahnya.

“Kami akan menjaga warisan, tanah, dan keamanan kami… Kami akan menggandakan jumlah penduduk kota ini,” lanjutnya.

Netanyahu mengungkapkan ambisinya untuk mencaplok seluruh Tepi Barat dengan cara memperluas permukiman Israel.

"Akan ada banyak kota seperti Ma'ale Adumim di tanah kami," kata Perdana Menteri Israel, seraya menambahkan bahwa "Front timur Israel bukanlah Ma'ale Adumim, melainkan Lembah Yordan."

Rencana permukiman tersebut bertujuan untuk mengisolasi Yerusalem yang diduduki dari lingkungan Palestina, memutuskan hubungan geografis dan demografis antara Yerusalem dan komunitas Palestina.

Dengan adanya permukiman Yahudi Israel, hal itu akan melemahkan pendirian negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibu kotanya, dan mengisolasi Tepi Barat utara dari bagian selatan Tepi Barat, mengubahnya menjadi daerah kantong yang pergerakannya tunduk pada wewenang pendudukan Israel.

Menteri Keuangan Israel dan ekstremis Zionis, Bezalel Smotrich, mendukung Netanyahu dan mengatakan Israel akan segera merayakan pencaplokan seluruh Tepi Barat.

Baca juga: Mengubur Negara Palestina, Israel Perluas Proyek 3.400 Rumah Yahudi di Tepi Barat

"Perdana Menteri berkata kepada saya, 'Saya di sini untuk mendengarkan apa yang Anda katakan, dan saya tahu apa yang ingin Anda katakan,'" kata Smotrich. 

"Perdana Menteri, kita semua, segera, akan berterima kasih, memberi selamat, dan merayakan bersama penerapan kedaulatan di seluruh Yudea dan Samaria," tambahnya, menggunakan nama alkitabiah untuk Tepi Barat, seperti diberitakan Al Jazeera.

Beberapa minggu terakhir, sejumlah menteri yang mendukung Netanyahu menyerukan pencaplokan seluruh Tepi Barat sebagai tanggapan terhadap negara-negara Eropa seperti Inggris dan Prancis yang ingin mengakui Negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada akhir September ini.

Palestina Menentang Rencana Israel

Sebelumnya, Kegubernuran Yerusalem Palestina memperingatkan terhadap penandatanganan perjanjian oleh pemerintah Israel dengan kotamadya pemukiman Ma'ale Adumim.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan