Konflik Palestina Vs Israel
Menteri Pertahanan Israel Perintahkan Rencana Pemindahan Warga Palestina untuk Keluar dari Gaza
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan pada tanggal 6 Februari bahwa ia telah menginstruksikan militer Israel untuk menyiapkan rencana
Menteri Pertahanan Israel Perintahkan Rencana Pemindahan Warga Palestina untuk Keluar dari Gaza
TRIBUNNEWS.COM- Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengatakan pada tanggal 6 Februari bahwa ia telah menginstruksikan militer Israel untuk menyiapkan rencana pemindahan sejumlah besar warga Palestina untuk keluar dari Gaza melalui jalur darat, udara, dan laut – sambil memuji seruan Presiden AS Donald Trump untuk mengusir penduduk Jalur Gaza ke negara lain.
Israel Katz mengatakan negara-negara yang mengkritik perang Israel di Gaza harus menerima warga Palestina, sehari setelah Donald Trump mengatakan AS berencana untuk mengambil alih jalur tersebut.
Israel Katz mengatakan dia memerintahkan tentara Israel untuk mempersiapkan rencana “keberangkatan sukarela” warga Palestina di Gaza, menurut Channel 12 Israel.
“Saya mendukung usulan berani Presiden Trump; penduduk Gaza harus memiliki kebebasan untuk meninggalkan dan beremigrasi, sebagaimana standar di seluruh dunia,” kata menteri pertahanan tersebut.
Menteri tersebut mengatakan negara yang seharusnya menerima penduduk terlantar di Jalur Gaza adalah mereka yang mengkritik kampanye genosida Israel terhadap warga Palestina.
“Negara-negara seperti Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan negara-negara lain, yang telah membuat tuduhan dan klaim palsu terhadap Israel atas tindakannya di Gaza, secara hukum berkewajiban untuk mengizinkan penduduk Gaza memasuki wilayah mereka. Kemunafikan mereka akan terungkap jika mereka menolak. Ada negara-negara seperti Kanada, dengan program imigrasi terstruktur, yang sebelumnya telah menyatakan kesediaan untuk menerima penduduk Gaza,” tambah Katz.
Trump telah ngotot pada gagasan mengusir penduduk Gaza ke negara tetangga, yakni Yordania dan Mesir – yang keduanya telah dengan tegas menolak pemindahan massal warga Palestina dan menolak seruan presiden AS.
Presiden mengklaim usulannya – yang mencakup “kepemilikan” AS atas Gaza – bertujuan untuk menjauhkan warga Palestina dari bahaya agar dapat membangun kembali jalur tersebut dengan aman dan menangani sejumlah besar persenjataan yang belum meledak.
Namun rencana tersebut mendapat reaksi keras internasional dan regional serta pertentangan dari pejabat dan tokoh politik AS, yang mengatakan bahwa gagasan itu tidak layak dan berisiko membahayakan perjanjian gencatan senjata dan nyawa tentara AS (jika pasukan dikerahkan ke Gaza).
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang mengunjungi Washington minggu ini, mengatakan kepada Fox News dalam sebuah wawancara bahwa "Ini adalah ide yang luar biasa, dan saya pikir ini harus benar-benar dikejar, diteliti, diupayakan, dan dilakukan, karena saya pikir ini akan menciptakan masa depan yang berbeda untuk setiap orang."
Benjamin Netanyahu bertemu dengan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth pada hari Rabu dan mengatakan bahwa Departemen Pertahanan (DOD) siap meninjau semua opsi terkait Gaza.
"Saya hanya ingin mengatakan mengenai masalah Gaza; definisi kegilaan adalah mencoba melakukan hal yang sama berulang-ulang. Dan seperti yang ditunjukkan oleh presiden dan perdana menteri tadi malam, presiden bersedia berpikir di luar kotak, mencari cara-cara dinamis yang baru dan unik untuk memecahkan masalah yang selama ini terasa sulit dipecahkan," kata Hegseth.
SUMBER: THE CRADLE
Konflik Palestina Vs Israel
Wanda Hamidah Berlayar ke Gaza Palestina, Siap Lahir Batin Jadi Relawan Perempuan Satu-satunya |
---|
Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban |
---|
Pertama Kalinya, Pimpinan Hamas Buka Suara soal Detik-detik Serangan Israel di Doha |
---|
Demi Merebut Gaza, Israel Buka Rute Baru untuk Usir Warga Palestina |
---|
Erdogan Menyerukan Persatuan Islam, Samakan Netanyahu dengan Adolf Hitler |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.