Jumat, 3 Oktober 2025

Kemarahan Elon Musk yang Memicu Keputusan Donald Trump Menutup USAID

Presiden AS Donald Trump akan membubarkan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) yang sudah 64 tahun berdiri.

Tangkap layar YouTube White House
TUTUP USAID - Tangkap layar yang diambil di YouTube White House pada Selasa (4/2/2025), menampilkan Presiden AS Donald Trump saat menandatangani perintah eksekutif di Kantor Oval pada 3 Februari 2025. Donald Trump akan membubarkan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) yang sudah 64 tahun berdiri. 

 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan membubarkan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) yang sudah 64 tahun berdiri.

Pembubaran ini dilakukan Donald Trump setelah Elon Musk selaku Kepala Departemen Efisiensi Pemerintah di kabinet baru Trump tak diberi akses masuk ke sistem USAID.

Elon Musk mencurigai lembaga amal itu menjalankan praktik penyalahgunaan anggaran, termasuk jaringan penipuan yang mengalihkan dana ke pihak yang tidak berhak.

Hal ini membuat Elon Musk murka, hingga menyebutnya sebagai “organisasi kriminal”, tak sampai disitu buntut pembatasan akses 60 pejabat tinggi USAID diberi sanksi cuti administrative.

“USAID adalah organisasi kriminal,” tulis Musk di platform X-nya, membalas video yang menuduh USAID terlibat dalam “pekerjaan jahat CIA” dan “sensor internet.”

Elon Musk mengungkapkan persetujuan Trump atas penutupan USAID, dalam sesi X Spaces (Twitter Spaces), Senin (3/2/2025) pagi waktu setempat.

Merespon tindakan yang dilakukan Elon Musk, Presiden Trump sendiri menegaskan bahwa pihaknya mendukung langkah Musk menutup USAID sebagai bagian dari efisiensi anggaran.

Trump memperkirakan apabila penutupan benar-benar direalisasikan maka pemerintah dapat mengurangi defisit hingga 1 triliun dollar AS (sekitar Rp 16,32 kuadriliun) dalam satu tahun kedepan, sebagaimana dikutip dari BBC International.

Selain alasan efisiensi anggaran, Trump berkeinginan untuk mengintegrasikan USAID ke dalam Departemen Luar Negeri agar pengawasan dan efektivitas penyaluran bantuan luar negeri dapat ditingkatkan.

Ia berpendapat bahwa dengan menghapus USAID, AS dapat mengarahkan dana federal untuk kebijakan domestik yang lebih mendesak, seperti isu keamanan nasional dan pembangunan ekonomi dalam negeri.

USAID Ditutup Imbasnya ke Mana?

USAID sendiri merupakan lembaga kemanusiaan terbesar yang dimiliki oleh Pemerintah AS, dengan tenaga kerja sekitar 10.000 orang di seluruh dunia sementara anggaran tahunan mencapai puluhan miliar dollar AS.

Pada tahun fiskal 2023, USAID diketahui mengelola lebih dari 40 miliar dollar AS (setara dengan Rp 653 triliun) dari total anggaran yang disetujui untuk Departemen Luar Negeri, termasuk operasi luar negeri dan program terkait.

Baca juga: Marco Rubio Ambil Alih USAID, Berjanji Akhiri Pembangkangan Terhadap Agenda Presiden Donald Trump

Dana bantuan ini dikelola untuk disalurkan melalui hibah, kontrak, dan perjanjian kerja sama ke 130 negara seperti Ukraina, Ethiopia, dan Yordania sebagai penerima bantuan terbesar.

Selain itu 77 negara yang ditentukan oleh Bank Dunia sebagai negara berpendapatan rendah dan menengah-bawah termasuk Republik Demokratik Kongo, Afghanistan, Sudan Selatan, dan Suriah juga turut mendapatkan bantuan dari USAID.

Program besar lainnya yang didanai oleh USAID pada 2023 meliputi 811 juta dollar AS (Rp 13,24 triliun) untuk Global Fund guna memerangi AIDS, tuberkulosis, dan malaria, serta lebih dari 330 juta dollar AS atau Rp 5,38 triliun untuk bantuan pangan dan gizi darurat bagi Afghanistan.

Baca juga: Mengenal USAID, Lembaga yang Akan Dibubarkan Donald Trump dan Elon Musk

Meski masih tahap wacana namun apabila layanan amal USAID dibubarkan, banyak program internasional yang dikelola oleh AS akan berdampak, termasuk bantuan kemanusiaan di negara-negara yang sedang berkonflik seperti Ukraina, Sudan Selatan, dan Suriah.

Selain itu pembubaran juga memicu terhambatnya program kesehatan global, termasuk upaya penanggulangan penyakit menular seperti HIV/AIDS dan tuberkulosis yang selama ini didanai oleh USAID.

Laporan Reporter: Namira Yunia

 

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved