Senin, 29 September 2025

Kontroversi Seputar Patung Emas Raksasa Bitcoin Donald Trump, Siapa di Baliknya?

patung raksasa tersebut sebagai penghormatan atas dukungan vokal Donald Trump terhadap mata uang kripto.

tangkap layar/wn/x
GENGGAM BITCOIN - Patung emas Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump sedang menggenggam Bitcoin telah didirikan di luar Gedung Capitol, Amerika Serikat. 

Kontroversi Seputar Patung Emas Raksasa Bitcoin Donald Trump, Siapa di Baliknya?

TRIBUNNEWS.COM - Patung emas raksasa setinggi 12 kaki (3,6 meter) yang menggambarkan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump sedang menggenggam Bitcoin telah didirikan di luar Gedung Capitol, memicu perhatian sekaligus perdebatan.

Peresmian patung Trump bertepatan dengan pengumuman pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin oleh Federal Reserve, Bank Sentral Amerika Serikat.

Siapa di Balik Patung Bitcoin Donald Trump?

Baca juga: Kate Middleton Berkilau di Hadapan Donald Trump: Chanel Klasik dan Tiara Diana Jadi Sorotan

Media afiliasi ABC, WJLA, melaporkan kalau instalasi tersebut didanai oleh investor mata uang kripto, tanpa merinci identitas kelompok tersebut.

"Penyelenggara mengatakan kalau karya tersebut dimaksudkan untuk memicu perdebatan tentang masa depan mata uang digital, kebijakan moneter, dan peran pemerintah federal di pasar keuangan," menurut laporan tersebut.

Kelompok di balik proyek tersebut menggambarkan patung tersebut sebagai penghormatan atas dukungan vokal Trump terhadap mata uang kripto.

Beberapa gambar dan video patung tersebut secara cepat beredar di media sosial, dan banyak yang memujinya sebagai simbol sikap pro-kripto sang mantan presiden.

Hichem Zaghdoudi, perwakilan kelompok tersebut, menyatakan, “Instalasi ini dirancang untuk memicu percakapan tentang masa depan mata uang yang diterbitkan pemerintah dan merupakan simbol persimpangan antara politik modern dan inovasi keuangan.”

“Seiring Federal Reserve membentuk kebijakan ekonomi, kami berharap patung ini mendorong refleksi tentang pengaruh mata uang kripto yang semakin besar.”

Perkembangan ini sejalan dengan pengumuman Federal Reserve tentang pemotongan suku bunga yang signifikan sebesar seperempat poin, menandai pemotongan pertama sejak Desember 2024.

Pemotongan suku bunga ini akan menurunkan suku bunga jangka pendek hingga 4,1 persen dari 4,3 persen.

Selain itu, bank sentral AS telah mengumumkan dua kali pemotongan suku bunga lagi tahun ini, tetapi hanya sekali pada tahun 2026, yang mungkin menjadi hal mengecewakan bagi investor di bursa saham AS, Wall Street.

Hubungan Presiden Donald Trump dengan kepala bank sentral AS diwarnai dengan serangan gencar dan saling kritik. 

Namun, fokus semua orang tertuju pada respons Trump terhadap keputusan pemangkasan suku bunga acuan oleh para pejabat The Fed, yang dipimpin oleh Jerome Powell.

 

 

(oln/wn/*)
 
 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan