Jumat, 3 Oktober 2025

Pesawat Air Busan Terbakar, Sumber Api Diduga dari Bagasi Penumpang di Kursi Belakang

Pesawat Air Busan jurusan Busan-Hong Kong terbakar sebelum lepas landas, Selasa (28/1/2025). Sumber kebakaran diduga berasal dari bagasi penumpang.

|
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Bobby Wiratama
Tangkap layar YouTube Guardian News
AIR BUSAN TERBAKAR - Tangkapan layar YouTube Guardian News yang diambil pada 29 Januari 2025, menunjukkan pesawat Air Busan terbakar sebelum take off di Bandara Internasional Gimhae, Korea Selatan pada 28 Januari 2025. Sumber kebakaran diduga berasal dari bagasi penumpang. 

TRIBUNNEWS.COM - Pesawat Air Busan dengan nomor penerbangan BX391 mengalami kebakaran di Bandara Internasional Gimhae, Busan, Korea Selatan, pada Selasa (28/1/2025) malam.

Pesawat tersebut terbakar sebelum lepas landas pada pukul 22.26 waktu setempat dengan tujuan penerbanganan ke Hong Kong, lapor Korea Herald.

Semua 176 orang di dalam pesawat (169 penumpang dan 7 kru), berhasil dievakuasi dengan selamat pada pukul 23.31.

Hingga Rabu sore, tujuh orang dirawat karena mengalami luka-luka.

Empat di antaranya adalah awak kabin yang mengalami nyeri dada akibat menghirup asap.

Sementara itu, tiga orang lainnya mengalami nyeri pada tulang ekor dan punggung yang terjadi selama proses evakuasi.

Berdasarkan kesaksian beberapa penumpang, kebakaran diduga berasal dari kompartemen atas di bagian belakang pesawat.

Penjabat Presiden dan Menteri Keuangan Korea Selatan, Choi Sang-mok, memerintahkan penyelidikan menyeluruh terhadap insiden ini, Rabu (29/1/2025).

Menurut sistem informasi teknis penerbangan dari Kementerian Perhubungan, pesawat Air Busan telah beroperasi selama lebih dari 17 tahun tanpa riwayat kecelakaan dalam 12 tahun terakhir.

AIR BUSAN TERBAKAR - Tangkapan layar YouTube Guardian News yang diambil pada 29 Januari 2025, menunjukkan penumpang menyelamatkan diri setelah pesawat Air Busan terbakar di Bandara Internasional Gimhae, Korea Selatan pada 28 Januari 2025. Sumber kebakaran diduga berasal dari bagasi penumpang.
AIR BUSAN TERBAKAR - Tangkapan layar YouTube Guardian News yang diambil pada 29 Januari 2025, menunjukkan penumpang menyelamatkan diri setelah pesawat Air Busan terbakar di Bandara Internasional Gimhae, Korea Selatan pada 28 Januari 2025. Sumber kebakaran diduga berasal dari bagasi penumpang. (Tangkap layar YouTube Guardian News)

Kesaksian Penumpang

Sementara itu, penumpang mengatakan kebakaran tampaknya berasal dari barang bawaan yang disimpan di kompartemen bagasi atas di bagian belakang pesawat.

"Terdengar suara berderak dari kompartemen bagasi atas, diikuti oleh asap," kata seorang penumpang yang duduk di bagian belakang pesawat kepada Kantor Berita Yonhap.

Baca juga: Apjapi: 69 Persen Penumpang Pesawat Akui Penurunan Tiket Tidak Jauh Berbeda dengan Harga Normal

"Seorang pramugari meminta kami untuk tetap duduk, dan mereka datang dengan membawa alat pemadam kebakaran."

"Namun, asap tebal telah memenuhi kabin, dan percikan api mulai menyembur dari kompartemen," tambah penumpang tersebut.

Penumpang itu juga menyatakan, "Saat asap mulai memenuhi kabin, seorang penumpang yang duduk dekat pintu darurat membuka pintu tersebut, sementara pramugari lainnya membuka pintu darurat di sisi lain agar penumpang dapat mengevakuasi diri."

"Kejadian itu sangat kacau dan menakutkan."

Sumber pasti dari api tersebut belum diketahui oleh pihak berwenang.

Penumpang lain yang duduk di bagian depan pesawat menyatakan bahwa mereka baru menyadari adanya kebakaran setelah mendengar seseorang berteriak "Kebakaran!" dari bagian belakang.

"Setelah semua penumpang duduk dan mengencangkan sabuk pengaman, kami mendengar seseorang berteriak 'Kebakaran!' dari belakang," kata seorang penumpang kepada News1.

"Tidak ada pengumuman khusus tentang kebakaran karena asap dengan cepat menyebar ke bagian depan kabin."

"Orang-orang dari bagian belakang berlarian menuju pramugari di bagian depan sambil berteriak 'Ada kebakaran! Buka pintunya!'"

"Saya sangat takut dan tidak tahu harus berbuat apa. Orang-orang saling dorong dan jatuh di tengah kekacauan," katanya.

Beberapa penumpang juga mengkritik respons awak kabin.

Mereka mengatakan, awak kabin awalnya meminta penumpang untuk tetap duduk saat mereka mencoba memadamkan api.

"Mereka tidak menyuruh penumpang yang berada dekat api untuk mengungsi, dan mereka juga tidak menginstruksikan orang lain untuk meninggalkan barang bawaan mereka," kata seorang penumpang kepada Yonhap.

"Kekacauan meningkat karena beberapa orang sibuk mencoba mengambil barang bawaan mereka, sementara yang lain berusaha melarikan diri."

Baca juga: Butuh 5 Ribu Pesawat Garuda untuk Angkut Warga Gaza ke Indonesia, Usul Trump Ditolak

Setelah evakuasi, penumpang mengeluh kepada media lokal bahwa tampaknya tidak ada protokol atau prosedur keselamatan yang jelas, karena pejabat maskapai hanya menyarankan penumpang untuk pulang atau pergi ke hotel terdekat tanpa instruksi lebih lanjut.

Sumber Kebakaran Diduga dari Baterai Tambahan

Menurut laporan JoongAng Ilbo pada Rabu (29/1/2025), Air Busan menyatakan bahwa kebakaran diduga terjadi di kompartemen atas di baris ke-28.

Seorang pejabat Air Busan mengatakan, kebakaran tampaknya dipicu oleh baterai tambahan yang diletakkan penumpang di kompartemen tersebut, yang mungkin tertekan oleh barang bawaan lain.

Menurut standar pengangkutan barang berbahaya penerbangan Korea Selatan, baterai logam litium dan baterai ion litium diklasifikasikan sebagai barang berbahaya dan pada dasarnya dilarang dibawa ke dalam pesawat atau dijadikan bagasi terdaftar.

Membawa baterai tambahan diperbolehkan dalam jumlah kecil yang digunakan untuk keperluan penumpang.

Jika baterai logam litium mengandung kurang dari 2 gram litium, atau jika baterai ion litium memiliki kapasitas kurang dari 100 Wh, baterai tersebut dapat dibawa sebagai bagasi atau ke dalam pesawat.

Jika baterai ion litium melebihi kapasitas 100 Wh – 160 Wh, baterai dapat dibawa dengan persetujuan maskapai penerbangan.

Namun, terkait baterai tambahan, baterai lithium-metal hanya dapat dibawa jika kandungan litium kurang dari 2 gram dan baterai lithium-ion kurang dari 100 Wh.

Para ahli mengatakan bahwa baterai lithium-ion sering kali dapat mengembang atau meledak, terlepas dari apakah baterai tersebut terpasang dalam perangkat elektronik atau berupa baterai tambahan.

Hal ini menyebabkan risiko yang lebih besar jika baterai diletakkan di tempat yang jauh dari jangkauan, seperti di kompartemen bagasi atas.

Seorang pejabat industri penerbangan mengatakan, "Jika ini terkait dengan barang bawaan, mungkin ada masalah dengan penanganan baterai tambahan."

"Barang semacam itu tidak seharusnya diletakkan di kompartemen bagasi atas," jelasnya.

Ia menambahkan, "Perlu ditinjau ulang apakah hal ini tidak dijelaskan dengan baik di tingkat Air Busan dan Airport Corporation, atau penumpang tidak menyadarinya."

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved