Minggu, 5 Oktober 2025

Mixue Malaysia Klarifikasi soal Penggunaan Kantong Sampah 'Halal'

Mixue Malaysia menyampaikan permintaan maaf menyusul kekhawatiran atas kepatuhan halal di salah satu gerainya .

Editor: Hasanudin Aco
Shutterstock/Arief Syauqi
MIXUE MALAYSIA DISOROT - Salah satu gerai Mixue di Indonesia. Kini Mixue di Malaysia jadi sorotan karena persoalan sampah plastik. /Foto: Via Kompas.com 

Sang nenek yang mendengar ide bisnis cucunya akhirnya meminjamkan tabungan sebesar 4.000 yuan atau sekitar Rp 9 juta

Awalnya, bisnis pertama Zhang Hongchao diberi nama "Cold Stream Shaved Ice". Dia menjual tiga produk utama, yaitu es serut, es krim, dan smoothie.

Zhang Hongchao kemudian berinovasi untuk menjual teh susu. Bisnis pertamanya ini pun mampu meraup penghasilan lebih dari 100 yuan sehari atau lebih dari Rp 200.000 per hari.

Sayangnya, bisnis pertama Zhang Hongchao meredup saat memasuki musim dingin.

Dia pun terpaksa menutup kedai pertama karena kehilangan omset.

Tak menyerah, setahun kemudian dia kembali membuka toko es krim dengan nama Mixue Bingcheng yang berarti "Kastil es yang dibangun dengan salju manis".

Sempat gagal kembali lantaran harga jual naik 10 kali lipat pada 2006, Zhang Hongchao pun mempelajari resep dan biaya bisnisnya.

Membuat perhitungan biaya bahan baku dan pembuatan, Zhang Hongchao kemudian menetapkan harga es krim sebesar 2 yuan atau sekitar Rp 4.000.

Harga es krim ini jauh lebih murah daripada toko lain yang saat itu menjual sekitar 10 yuan atau Rp 10.000.

Imbasnya, bisnis Zhang Hongchao pun mampu menjangkau berbagai kalangan, baik menengah ke bawah maupun ke atas.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved