Minggu, 5 Oktober 2025

Mixue Malaysia Klarifikasi soal Penggunaan Kantong Sampah 'Halal'

Mixue Malaysia menyampaikan permintaan maaf menyusul kekhawatiran atas kepatuhan halal di salah satu gerainya .

Editor: Hasanudin Aco
Shutterstock/Arief Syauqi
MIXUE MALAYSIA DISOROT - Salah satu gerai Mixue di Indonesia. Kini Mixue di Malaysia jadi sorotan karena persoalan sampah plastik. /Foto: Via Kompas.com 

TRIBUNNEWS.COM, MALAYSIA - Mixue Malaysia menyampaikan permintaan maaf menyusul kekhawatiran atas kepatuhan halal di salah satu gerainya yang timbul akibat penggunaan kantong sampah dengan label yang meragukan.

Dikutip dari Freemalaysiatoday, Rabu (29/1/2025), jaringan es krim dan minuman asal China itu menjelaskan soal  kantong sampah yang dibeli secara daring.

Kemudian dikemas dengan tulisan yang “dapat menimbulkan kebingungan”.

Ditambahkannya, kantong-kantong itu hanya digunakan untuk pembuangan limbah dan tidak digunakan untuk persiapan makanan.

"Kami menanggapi masalah ini dengan sangat serius," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Mixue mengatakan pihaknya telah mengambil tindakan untuk mengatasi masalah tersebut.

Termasuk melalui proses pembersihan khusus di gerai yang terkena dampak untuk memastikan kebersihan dan kepatuhan terhadap standar halal.

“Penggunaan kantong sampah bermasalah telah dihentikan dan prosedur pembelian sedang ditinjau ulang untuk mencegah terulangnya kejadian tersebut,” tambahnya.

Perusahaan juga meyakinkan pelanggan bahwa bahan baku yang digunakan dalam produknya bersumber dari pemasok bersertifikat halal dan memenuhi standar kualitas yang ketat.

Mixue meminta maaf atas kesalahpahaman tersebut dan mengungkapkan rasa terima kasih atas dukungan dan kepercayaan publik yang berkelanjutan.

Tentang Mixue

Di Indonesia, kedai Mixue juga banyak menjamur di beberapa wilayah Indonesia terutama di Jakarta dan sekitarnya.

Mixue adalah kedai es krim dan minuman teh asal China.

Kedai ini dioperasikan oleh Mixue Bingcheng Co., Ltd, perusahaan pemilik hak eksklusif merek dagang Mixue Bingcheng.

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (27/12/2022), Mixue didirikan oleh Zhang Hongchao pada 1997. Kala itu, dia masih berstatus sebagai mahasiswa di Zhengzhou, China.

Kala itu, Zhang Hongchao bekerja paruh waktu di toko minuman dingin yang menjual es serut. Dia kemudian menemukan peluang bisnis dan memutuskan untuk memulai bisnisnya sendiri.

Sang nenek yang mendengar ide bisnis cucunya akhirnya meminjamkan tabungan sebesar 4.000 yuan atau sekitar Rp 9 juta

Awalnya, bisnis pertama Zhang Hongchao diberi nama "Cold Stream Shaved Ice". Dia menjual tiga produk utama, yaitu es serut, es krim, dan smoothie.

Zhang Hongchao kemudian berinovasi untuk menjual teh susu. Bisnis pertamanya ini pun mampu meraup penghasilan lebih dari 100 yuan sehari atau lebih dari Rp 200.000 per hari.

Sayangnya, bisnis pertama Zhang Hongchao meredup saat memasuki musim dingin.

Dia pun terpaksa menutup kedai pertama karena kehilangan omset.

Tak menyerah, setahun kemudian dia kembali membuka toko es krim dengan nama Mixue Bingcheng yang berarti "Kastil es yang dibangun dengan salju manis".

Sempat gagal kembali lantaran harga jual naik 10 kali lipat pada 2006, Zhang Hongchao pun mempelajari resep dan biaya bisnisnya.

Membuat perhitungan biaya bahan baku dan pembuatan, Zhang Hongchao kemudian menetapkan harga es krim sebesar 2 yuan atau sekitar Rp 4.000.

Harga es krim ini jauh lebih murah daripada toko lain yang saat itu menjual sekitar 10 yuan atau Rp 10.000.

Imbasnya, bisnis Zhang Hongchao pun mampu menjangkau berbagai kalangan, baik menengah ke bawah maupun ke atas.

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved