Senin, 6 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Media Israel Akui Ketangguhan Hamas: Muncul dari Terowongan, Tak Pernah Kehilangan Kendali

Media besar Israel mengakui Hamas memang tangguh. Kelompok itu tak pernah kehilangan kendali di Gaza.

Penulis: Febri Prasetyo
khaberni/tangkap layar
Para petempur Brigade Al Qassam, sayap militer gerakan pembebasan Palestina, Hamas, di Jalur Gaza. Israel menyebut Hamas mampu memperbarui kekuatan militernya dengan merekrut puluhan ribu petempur baru. 

Hamas muncul pada akhir 1980-an, kemudian terus mendapat dukungan pada 1990-an ketika menolak perjanjian Oslo.

"Setelah Intifada Kedua, Hamas muncul lebih kuat meski kehilangan banyak pemimpinnya karena serangan udara Israel."

"Hamas lalu mengambil alih Gaza tahun 2007 setelah memenangkan pemilu. Hamas muncul kembali setelah perang tahun 2009 dan 2014. Konflik dengan Israel pada bulan Mei 2021 kembali menunjukkan sekali lagi bahwa Hamas kerap diremehkan oleh Israel."

Pada saat itu tentara Israel disebut telah memecahkan rekor serangan ke terowongan Hamas. Salah satu laporan bahkan mengklaim Israel telah "melumat" jaringan terowongan Hamas.

Adapun laporan Israel Hayom menyebutkan Israel sudah menghancurkan 100 km terowongan Hamas dan membunuh 25 anggota pentingnya.

"Pada kenyataannya Hamas muncul tanpa cedera setelah konflik ini," kata The Jerusalem Post.

Media itu menyebut Hamas kali ini ingin menggambarkan kemunculannya kembali sebagai suatu kemenangan besar kendati menderita banyak kekalahan.

Baca juga: Eks Jenderal Israel: Hamas Menang Dalam Perang Gaza, Israel Gagal Capai Tujuannya

Dua brigade Hamas belum disentuh Israel

Sementara itu, setelah kesepakatan senjata di Gaza diumumkan, Hamas diklaim masih memiliki brigade dan terowongan yang belum disentuh oleh IDF.

Media terkenal Israel, Yedioth Ahronoth, menyebut masih ada ribuan pejuang Hamas di Gaza meski banyak pemimpinnya telah disingkirkan.

Dalam kesepakatan gencatan, IDF harus menarik diri dari sejumlah aera penting, termasuk Koridor Netzarim, Koridor Philadelphi, dan koridor di antara Kota Gaza, Jabaliya, Beit Hanoun, dan Beit Lahia.

Terdapat dua tahap dalam gencatan tersebut. Setelah gencatan sepenuhnya diterapkan, IDF akan berada di buffer zone atau zona penyangga yang berada di dalam wilayah Gaza.

"Tugas yang belum selesai, yakni menemukan dan menghancurkan terowongan yang mengarah ke pembatas di bawah tanah sepanjang perbatasan, tetapi menjadi tantangan yang tersembunyi dan serius, terutama di Gaza selatan," kata media itu.

"Satuan zeni dari Divisi Ke-143 terlibat dalam operasi ini tiap hari, misi yang akan mereka lanjutnya lama setelah kesepakatan itu diterapkan."

Hamas disebut masih masih memliki jaringan terowongan puluhan kilometer, terutama di Gaza tengah dan selatan.

Menurut media itu, terowongan tersebut bisa digunakan untuk memproduksi kembali senjata secara terbatas, menyembunyikan senjata, dan menyembunyikan panglima senior Hamas.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved