Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Warga Gaza Menangis Bahagia, Sambut Gencatan Senjata Israel-Hamas

Warga Gaza menangis bahagia untuk merayakan kabar gencatan senjata Israel-Hamas yang akan dimulai pada 19 Januari 2025.

X
Tahanan Palestina (mengenakan jumper abu-abu) bersorak setelah dibebaskan dari fasilitas militer Ofer Israel di Baytunia dekat kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki dengan imbalan sandera yang dibebaskan oleh Hamas di Gaza, pada 24 November 2023. -- Warga Gaza menangis bahagia saat sambut gencatan senjata Israel-Hamas yang dimulai pada 19 Januari 2025. 

TRIBUNNEWS.COM - Rakyat Palestina di beberapa wilayah di Jalur Gaza menyaksikan perayaan besar-besaran menyusul konfirmasi penandatanganan perjanjian gencatan senjata antara Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) dan Israel pada Rabu (15/1/2025).

Implementasi gencatan senjata itu akan dimulai pada Minggu, 19 Januari 2025.

Perjanjian gencatan senjata itu akan mengakhiri perang Israel yang telah berlangsung di Jalur Gaza selama lebih dari 15 bulan.

Suasana kegembiraan mendominasi jalan-jalan Deir al-Balah di tengah Jalur Gaza dan Khan Yunis di selatan Jalur Gaza.

Orang-orang yang bersuka ria meneriakkan, “Kami adalah anak-anak Muhammad Deif,” mengacu pada panglima Brigade Martir Izz al-Din al-Qassam, sayap militer gerakan Hamas.

Sebagian meneteskan air mata kebahagiaan sementara yang lain bersiul, bertepuk tangan, dan meneriakkan "Allahu Akbar".

"Saya bahagia, ya, saya menangis, tetapi itu adalah air mata kebahagiaan," kata Ghada, seorang ibu lima anak yang mengungsi dari rumahnya di Kota Gaza.

"Kami seperti terlahir kembali, dengan setiap jam penundaan Israel melakukan pembantaian baru, saya harap semuanya segera berakhir sekarang," katanya kepada Reuters melalui aplikasi obrolan dari tempat penampungan di kota Deir al-Balah di Gaza tengah.

Iman Al-Qouqa, yang tinggal bersama keluarganya di tenda terdekat, masih tidak percaya.

"Ini adalah hari kebahagiaan, kesedihan, kejutan dan kegembiraan, tetapi tentu saja ini adalah hari di mana kita semua harus menangis dan menangis lama karena apa yang telah kita semua hilang," katanya kepada Reuters.

"Kita tidak hanya kehilangan teman, saudara, dan rumah, kita juga kehilangan kota kita, Israel mengirim kita kembali ke masa lalu karena perangnya yang brutal," lanjutnya.

Baca juga: Gencatan Senjata Disepakati, Hamas Berterima Kasih ke Iran, Hizbullah, Houthi, dan Perlawanan Irak

"Sudah saatnya dunia kembali ke Gaza, fokus pada Gaza, dan membangunnya kembali," kata Qouqa.

Para pemuda menabuh rebana, meniup terompet, dan menari di jalan di Khan Younis di Jalur Gaza selatan, beberapa menit setelah mendengar berita tentang kesepakatan yang dicapai di ibu kota Qatar, Doha.

Kesepakatan itu menguraikan fase gencatan senjata awal selama enam minggu dan mencakup penarikan pasukan Israel secara bertahap dari Gaza.

Sebelumnya, Perdana Menteri Qatar, Mohammed bin Abdul Rahman bin Jassim Al Thani mengumumkan Israel dan Hamas telah menyetujui perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved