Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Tersisa 98 Sandera Israel di Tangan Hamas, Ini Timeline Tahanan Israel di Gaza Sejak 7 Oktober 2023 

ada 98 sandera Israel masih berada di Gaza yang ditahan oleh Hamas. Jumlah itu berasal dari ratusan orang yang ditangkap Hamas saat 7 Oktober.

khaberni/HO
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu melihat foto-foto warga Israel yang menjadi sandera oleh gerakan pembebasan Palestina, Hamas dan gerakan lainnya di Jalur Gaza. 

98 Sandera Israel Masih di Tangan Hamas, Ini Timeline Tahanan di Gaza Sejak 7 Oktober 2023 
 
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan pendudukan Israel mengumumkan kalau ada 98 sandera Israel masih berada di Gaza yang ditahan oleh Hamas.

Jumlah sandera tersebut termasuk warga Israel, orang asing, warga sipil, dan tentara.

Baca juga: Gencatan Senjata dengan Hamas: Israel Setuju Tarik Pasukan dari Gaza, Termasuk di Koridor Netzarim

Laporan ini dikeluarkan menyusul kabar 'terobosan' positif dalam perundingan pertukaran sandera dan tahanan antara gerakan pembebasan Palestina, Hamas dan Israel.

Seorang pejabat yang mengetahui perundingan tersebut mengatakan kepada Reuters, pada Senin (13/1/2025), kalau para mediator negosiasi menyerahkan kepada Israel dan Hamas rancangan akhir perjanjian gencatan senjata di Gaza dan pembebasan tahanan.

Baca juga: Draft Perjanjian Gencatan Senjata dari Israel Tergantung Panglima Hamas di Gaza Muhammad Al-Sanwar

Kabar positif ini menjadi kabar segar bagi nasib sandera Israel yang sudah berada di Gaza dalam sekitar 16 bulan Perang Gaza.

Garis Waktu Sandera Israel di Gaza

Tahun 2023

7 Oktober

Hamas menangkap 251 orang, termasuk warga Israel dan asing.

20 Oktober

Hamas membebaskan dua tahanan Israel yang memiliki kewarganegaraan Amerika.

23 Oktober

Hamas membebaskan dua tahanan lanjut usia yang memiliki kewarganegaraan Israel.

30 Oktober

Pasukan pendudukan Israel menemukan seorang tahanan dalam peristiwa 7 Oktober.

21 November

Hamas dan pasukan pendudukan mengumumkan gencatan senjata untuk pertukaran tahanan di Gaza dan warga Palestina yang ditahan di Israel, dan untuk mengizinkan lebih banyak bantuan masuk.

Perempuan, anak-anak dan orang asing, mewakili sekitar setengah dari tahanan, dibebaskan.

Sebagai imbalannya, 240 perempuan Palestina, anak laki-laki dan perempuan dibebaskan sebelum agresi Israel dilanjutkan pada tanggal 1 Desember.

Pembicaraan tentang gencatan senjata baru terjadi pada bulan-bulan berikutnya, namun sejauh ini belum membuahkan hasil.

15 Desember

Pasukan pendudukan Israel membunuh 3 tahanan Israel di Gaza.

Penyidikan menunjukkan kalau mereka telah membunuh mereka secara tidak sengaja. 

Insiden tersebut memicu kritik paling tajam di Israel atas pendekatannya terhadap perang.

Brigade Qassam menyerahkan tahanan Israel pada gencatan senjata sebelumnya di Gaza.
Brigade Qassam menyerahkan tahanan Israel pada gencatan senjata sebelumnya di Gaza. (khaberni/tangkap layar)

Tahun 2024

Sepanjang tahun 2024, keluarga para tahanan Israel memimpin kampanye untuk menekan para pemimpin Israel agar membuat perjanjian untuk membebaskan kerabat mereka.

Mereka mengorganisir protes jalanan dan berdemonstrasi hampir setiap hari di Knesset, dan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin negara di seluruh dunia, dan media juga mewawancarai mereka berulang kali.

12 Februari

Tentara pendudukan Israel mengatakan bahwa mereka telah menemukan dua tahanan wanita dalam operasi yang dilakukan oleh pasukan khusus di Rafah, Gaza selatan.

8 Juni

Pasukan pendudukan Israel melakukan operasi di tengah lingkungan perumahan di Nuseirat, Gaza, dalam salah satu serangan Israel paling berdarah dalam perang tersebut, di mana mereka memulihkan 4 tahanan.

27 Agustus

Tentara pendudukan Israel mengatakan bahwa pasukan khusus menemukan seorang tahanan Israel dari sebuah terowongan di Gaza selatan dalam “operasi penyelamatan yang kompleks.”

31 Agustus

Pasukan pendudukan Israel menemukan mayat 6 sandera Israel di sebuah terowongan milik gerakan Hamas di Gaza selatan. 

Pembunuhan mereka memicu protes besar-besaran di Israel yang menuntut pemerintah membuat perjanjian dengan Hamas untuk memulangkan para tahanan.

2 Desember

Presiden terpilih AS Donald Trump mengatakan bahwa “gerbang neraka” akan terbuka lebar di Timur Tengah jika para tahanan di Jalur Gaza tidak dibebaskan sebelum pelantikannya pada tanggal 20 Januari.

Trump mengulangi ancamannya pada minggu-minggu berikutnya di tengah momentum yang diperoleh dari perundingan yang diselenggarakan di Kairo dan Doha untuk mencapai kesepakatan yang akan menghasilkan gencatan senjata di Gaza dan membebaskan para tahanan.

Tahun 2025

8 Januari

Tentara pendudukan Israel mengumumkan kalau mereka telah menemukan mayat Yousef Al-Zayadna, di sebuah terowongan di Gaza.

Yousef adalah seorang Badui Israel yang ditahan pada tanggal 7 Oktober 2023.

Penemuan jazad ini bersama dengan bukti yang menunjukkan bahwa putranya mungkin juga telah dibunuh. 

IDF kemudian membenarkan bahwa jenazah putranya Hamzah ditemukan di sebelahnya.

9 Januari

Sumber-sumber Palestina yang dekat dengan pembicaraan di Doha mengatakan bahwa mediator Amerika dan Arab telah mencapai beberapa kemajuan dalam upaya mereka untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza, namun tidak cukup untuk mencapai kesepakatan.

Ratusan orang berdemo menuntut pemerintah Israel membebaskan keluarga dan kerabat mereka yang disandera Hamas di Gaza. Aksi demo ini digelar di Hostage Square di Tel Aviv untuk merayakan ulang tahun sandera Tamir Nimrodi, yang ditahan oleh teroris Hamas di Gaza. 15 November 2024.
Ratusan orang berdemo menuntut pemerintah Israel membebaskan keluarga dan kerabat mereka yang disandera Hamas di Gaza. Aksi demo ini digelar di Hostage Square di Tel Aviv untuk merayakan ulang tahun sandera Tamir Nimrodi, yang ditahan oleh teroris Hamas di Gaza. 15 November 2024. (Avshalom Sassoni/Flash90)

Kesepakatan Segera Terjadi

Alon Liel, mantan direktur jenderal Kementerian Luar Negeri Israel, mengatakan kesepakatan gencatan senjata di Gaza “tampaknya akan segera terjadi”.

“Perasaannya adalah tidak ada pilihan kali ini,” katanya kepada Al Jazeera, berbicara dari Tel Aviv.

"Kita harus melakukannya karena tekanan internasional, atau lebih tepatnya tekanan Amerika, telah berlipat ganda. Sekarang ada dua presiden yang sedang mengerjakannya, Biden dan Trump bersama-sama, memberikan tekanan... dan tampaknya sangat efektif terhadap pemerintahan sayap kanan kita."

Ada "perubahan besar" dalam suasana hati Israel dalam beberapa minggu terakhir, dan politik internal tampaknya tidak menjadi hambatan untuk menyelesaikan kesepakatan, Liel menambahkan.

(oln/khbrn/aja/*)

 

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved