Kamis, 2 Oktober 2025

Prancis Menghadapi Krisis Politik yang Parah, Suara-suara Menyerukan Macron Tinggalkan Istana Elysee

Ketika Presiden Emmanuel Macron meninggalkan Paris menuju Arab Saudi pada hari Senin, dia meninggalkan pemerintahan yang berkuasa. 

Editor: Muhammad Barir
Fotografer Myriam Tirler / Hans Lucas.
Seruan dari beberapa partai sayap kiri termasuk La France Insoumise dan Partai Komunis untuk berdemonstrasi menentang kudeta Macron. Demonstrasi ini menyusul penunjukan Perdana Menteri baru Barnier (LR) oleh Presiden Republik Perancis. Seorang anak laki-laki kulit hitam memegang tanda bertuliskan Macron, Anda merusak kotak suara kami. Fotografi oleh Myriam Tirler / Hans Lucas. Prancis, Paris, 2024/09/07. Appel de plusieurs partis de gauche dont La France Insoumise dan le parti komunise merupakan manifesto contre «le coup de force de Macron». Manifestasi fait suite ini ala nominasi du nouveau Perdana Menteri Barnier (LR) oleh Presiden. Seorang garcon noir saat ini adalah seorang pancarte atau yang diperintahkan Macron kepada kita semua. Fotografer Myriam Tirler / Hans Lucas. 

Diketahui bahwa pemerintahan seperti ini tidak akan bertahan lama, dan Macron tidak akan dapat membubarkan Parlemen lagi kecuali pada bulan Juni mendatang, karena Konstitusi melarang Presiden Republik untuk membubarkannya untuk kedua kalinya sebelum satu tahun penuh berlalu kedua prosedur tersebut, bahkan jika Presiden Republik lainnya tiba di Istana Elysee.

Yang baru saat ini adalah semakin banyak suara yang menyerukan pengunduran diri Macron sebagai jalan keluar dari krisis ini. 

Hingga saat ini, tuntutan tersebut datang dari Jean-Luc Mélenchon, pemimpin sayap kiri ekstrem, dan partainya, “France Proud.” 

Faktanya, pemimpin sayap kanan ekstrem itu bergabung dengan mereka yang menyerukan pengunduran dirinya. 

Para analis dan pengamat mengaitkan hal ini dengan kesulitan yang dihadapinya dalam bidang peradilan dan pengadilan karena skandal eksploitasi partainya selama bertahun-tahun terhadap dana yang diberikan kepada perwakilannya di Parlemen Eropa, untuk tujuan partisan, dan bukan untuk memfasilitasi pekerjaan dan pekerjaan mereka. 

kegiatan sebagai perwakilan Eropa. Jaksa Perancis meminta agar dia dikirim ke penjara selama 5 tahun, termasuk dua tahun sebenarnya yang dapat diubah menjadi pemakaian gelang elektronik, dan dicabut pencalonannya selama 5 tahun efektif, yang berarti menghilangkan masa depan politiknya.


SUMBER: ASHARQ AL-AWSAT

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved