Jumat, 3 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Sebut Netanyahu dan Pejabat Israel Tak Punya Nyali, Pejabat Haifa: Mereka Meninggalkan Kami Sendiri

Pejabat setempat Haifa mengaku Netanyahu maupun menteri kabinetnya, tidak ada yang berkunjung ke Haifa sejak Hizbullah melancarkan serangan.

Ohad Zwigenberg / POOL / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu (tengah) diberi nasihat saat memimpin rapat kabinet di pangkalan militer Kirya, yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, di Tel Aviv pada 24 Desember 2023 - Pejabat setempat Haifa mengaku Netanyahu maupun menteri kabinetnya, tidak ada yang berkunjung ke Haifa sejak Hizbullah melancarkan serangan. 

IRNA mengutip laporan dari surat kabar Ibrani, Ma'ariv, pada Selasa (9/7/2024) pagi, pemimpin Nahariya, Ronen Marelly, mengaku frustrasi atas serangan drone dan roket dari Hizbullah yang terus melanda wilayahnya.

Menurutnya, apa yang terjadi di Nahariya saat ini adalah "bencana terbesar yang pernah dialami Israel sejak pembentukannya."

Bahkan, menurutnya, Israel juga terancam kehilangan wilayah Al-Jalil, yang terletak 30 kilometer sebelah utara Haifa.

Marelly pun mendesak rezim Benjamin Netanyahu untuk segera mengambil tindakan.

"Jika Anda tidak mengambil tindakan sekarang, Anda akan kehilangan Al-Jalil, baik dalam hal mengembalikan para pemukim ke rumah mereka dan dalam hal keamanan," kata dia.

Baca juga: IDF Kembali Menderita, Satu Prajurit Tewas dalam Serangan Drone Hizbullah di Israel Utara

Hizbullah Abaikan Ancaman Yoav Gallant

Sementara itu, Menteri Keamanan Israel, Yoav Gallant, diketahui melayangkan ancaman terhadap Hizbullah saat melakukan kunjungan ke Gunung Hermon, Minggu (7/7/2024), yang juga dihadiri komandan-komandan Pasukan Pertahanan Israel (IDF).

Ia mengatakan IDF akan terus memerang Hizbullah di Lebanon, bahkan jika Israel mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

"Saya memberikan perintah yang jelas kepada pasukan di selatan dan utara, (serangan) ini adalah sektor yang terpisah."

"Bahkan, jika kita mencapai kesepakatan penyanderaan (gencatan senjata), dan saya sangat berharap kita dapat mencapainya di selatan (Gaza), hal ini tidak terikat dengan apa yang terjadi di sini (utara, perbatasan dengan Lebanon). Kecuali Hizbullah mencapai kesepakatan (dengan Israel)," katanya kepada pasukan saat berkunjung ke Gunung Hermon, Minggu, dikutip dari The Times of Israel.

"Bahkan jika ada gencatan senjata (di Gaza), di sini kami terus berjuang dan melakukan segala hal yang diperlukan, dan ini akan membuahkan hasil," tegasnya.

Gallant menyebut Hizbullah dan sekutunya di Lebanon telah kehilangan 450 anggotanya akibat serangan IDF, termasuk 15 komandan tingkat brigade dan tiga komandan di tingkat divisi.

"Ini adalah hal yang sangat, sangat signifikan dan hasilnya sudah terlihat," ujar dia.

Gallant menambahkan, "Ini adalah hari-hari kritis" dan "musuh kita hanya memahami kekuatan."

"Banyak hal bisa saja terjadi. Kami tidak menginginkannya. Kami siap melakukan apapun."

"Kami (juga) siap menghadapi kenyataan, jika mereka menyerang kami, atau jika mereka mencoba menyakiti kami, atau jika mereka tidak mengizinkan kami memulangkan warga kami dengan selamat ke rumah mereka – kami akan bertindak," pungkas Gallant.

Namun, ancaman Gallant tersebut tampaknya hanya dianggap sebagai guyonan oleh Hizbullah.

Tak lama setelah kunjungan Gallant, di hari yang sama, Hizbullah menyerang Gunung Hermon, menargetkan pangkalan mata-mata Israel yang disebut paling maju sedunia.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved