Minggu, 5 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Yordania Kutuk Israel Atas Pembantaian Rafah, Ratu Rania: Korban Digiring Lalu Dibakar Saat Tidur

Kekejaman terbaru Israel di Gaza menyasar kamp pengungsi Tal Al-Sultan di dekat markas besar UNRWA. Ratu Rania menyebut korban terbakar saat tidur

khaberni
Tentara Israel melancarkan serangan yang menargetkan kamp pengungsi Tal Al-Sultan di Rafah, selatan Jalur Gaza, Minggu (26/5/2024). 

Yordania Kutuk Israel Atas Pembantaian Rafah, Ratu Rania: Mereka Terbakar Saat Tidur di Zona Aman

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Luar Negeri dan Urusan Ekspatriat Yordania mengutuk berlanjutnya kejahatan perang keji yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza.

Kekejaman terbaru Israel di Gaza adalah pemboman sebuah kamp pengungsi Tal Al-Sultan di dekat markas besar United Nations Relief dan Badan Pekerjaan Pengungsi (UNRWA) di sebelah barat Rafah, Minggu (26/5/2024) kemarin.

Baca juga: Ledakan Dahsyat Guncang Holon Tel Aviv Saat Korban Pembantaian Israel di Rafah Bertambah Puluhan

Yordania menilai, pemboman Israel ini secara terang-terangan menentang keputusan Mahkamah Internasional dan merupakan pelanggaran berat terhadap hukum internasional dan hukum Kemanusiaan Internasional.

Juru bicara resmi Kementerian, Duta Besar Dr. Sufyan Al-Qudah, menegaskan, "Kecaman mutlak Kerajaan Yordania atas tindakan dan kejahatan yang merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap aturan hukum internasional dan hukum humaniter internasional, tidak sejalan dengan seluruh nilai kemanusiaan dan moral dan mewakili kejahatan perang yang harus dihadapi oleh seluruh komunitas internasional dan meminta pertanggungjawaban mereka yang bertanggung jawab."

Baca juga: Israel Bantai Pengungsi di Tal al-Sultan Rafah Sudah Dapat Lampu Hijau AS, Ini Respons Hamas-PIJ 

Duta Besar meminta para hakim dari komunitas internasional untuk mengambil tindakan segera dan efektif, mewajibkan Israel untuk memikul tanggung jawab atas praktik-praktiknya dan meminta pertanggungjawaban atas tindakannya.

"Yordania juga mendesak komunitas internasional untuk menghentikan pelanggaran yang terus-menerus dan berkelanjutan terhadap aturan hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional, dan memberikan perlindungan bagi warga sipil yang tidak berdaya di Gaza dan bagi organisasi bantuan serta karyawannya, khususnya UNRWA, yang memainkan peran kemanusiaan yang besar dalam memberikan bantuan dan layanan kemanusiaan kepada saudara-saudara Palestina di wilayah pendudukan Palestina, termasuk Jalur Gaza," tulis pernyataan kerajaan dilansir Khaberni, Senin (27/5/2024).

Unggahan Ratu Rania dari Yordania soal pembantaian oleh Pasukan Israel di Rafah, Minggu (26/5/2024).
Unggahan Ratu Rania dari Yordania soal pembantaian oleh Pasukan Israel di Rafah, Minggu (26/5/2024). (khaberni)

Ratu Rania Geram: Mereka Terbakar Saat Tidur

Kegeraman juga ditunjukkan secara personal oleh Ratu Kerajaan Yordania, Rania Al Abdullah .

Dia juga mengunggh sebuah video yang mendokumentasikan kelanjutan kejahatan perang keji yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel di Jalur Gaza, yang terbaru adalah pemboman sebuah kamp pengungsi di dekat markas besar PBB Badan Bantuan dan Pekerjaan Pengungsi (UNRWA) sebelah barat Rafah kemarin.

Sang Ratu, melalui fitur Instagram story-nya, melampirkan video tersebut dengan komentar:

“Ini adalah perang Israel di Gaza... keluarga-keluarga yang tidak bersalah, mereka diangkut ke kota-kota tenda di apa yang disebut “zona aman” dan kemudian dibakar saat mereka tidur."

Seperti diberitakan, sejumlah warga Gaza, diantaranya anak-anak dan perempuan, terbakar hidup-hidup setelah pasukan Israel IDF menjatuhkan bom di sebuah kamp tenda pengungsian di Rafah, Minggu (26/5/2024).

Setidaknya 40 warga Palestina tewas dalam kejadian itu. (Sebelumnya diberitakan 35 orang tewas).

Al Jazeera menulis orang-orang terbakar hidup-hidup akibat serangan Israel itu.

Kantor berita Wafa, mengutip sumber-sumber lokal, mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan Israel di kamp tenda di daerah Tal as-Sultan terus bertambah  menjadi 40 orang (sebelumnya diberitakan 35 orang).

Badan tersebut mengutip Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) yang mengatakan bahwa banyak orang di dalam tenda “terbakar hidup-hidup”.

PRCS juga mengatakan kepada badan tersebut bahwa rumah sakit di wilayah tersebut “tidak mampu menangani sejumlah besar korban akibat penghancuran sistem kesehatan di Gaza yang disengaja oleh Israel".

Sumber lokal juga mengatakan kepada badan tersebut bahwa setidaknya delapan rudal menghantam tenda kamp yang baru-baru ini didirikan di dekat gudang UNRWA.

Serangan itu menyebabkan kebakaran melanda daerah tersebut, yang masih berkobar pada malam hari.

“Serangan udara membakar tenda, tenda meleleh dan jenazah warga juga meleleh (terbakar),” kata salah satu warga yang tiba di rumah sakit Kuwait di Rafah dikutip dari Al-Arabiya.

Baca juga: Israel Bantai Pengungsi di Tal al-Sultan Rafah Sudah Dapat Lampu Hijau AS, Ini Respons Hamas-PIJ 

KAMP PENGUNGSI DIBAKAR- Kamp pengungsi di Rafah dibakar oleh tentara Israel melalui pengebomban. Kebakaran berkobar menyusul serangan Israel terhadap tenda kamp pengungsi Palestina di Rafah
KAMP PENGUNGSI DIBAKAR- Kamp pengungsi di Rafah dibakar oleh tentara Israel melalui pengebomban. Kebakaran berkobar menyusul serangan Israel terhadap tenda kamp pengungsi Palestina di Rafah (tangkapan layar Al Jazeera)

Pembelaan Israel

Dua media Israel yakni Times of Israel  mengakui militer Israel IDF melakukan serangan di Rafah, Gaza selatan.

Menurut Times of Israel, serangan itu menargetkan pimpinan Hamas dan para pejabat senior kelompok Hamas yang tengah berada di tempat itu.

“Serangan itu dilakukan sesuai dengan hukum internasional, menggunakan amunisi presisi, dan berdasarkan intelijen yang menunjukkan penggunaan wilayah tersebut oleh Hamas,” kata IDF dalam sebuah pernyataan.

Soal tuduhan korban sipil yang terbakar hidup-hidup, IDF mengatakan mengetahui laporan bahwa serangan dan kebakaran yang menyebar ke kamp pengungsi Palestina akibat serangan itu dan menyebabkan korban jiwa di kalangan warga sipil.

Dikatakan bahwa  insiden tersebut sedang diselidiki lebih lanjut.

IDF mengklaim dalam serangan itu menewaskan pejabat Hamas.

Yakni Yassin Rabia, kepala markas besar Tepi Barat, dan Khaled Najja anggota senior unit lainnya.

Abaikan ICJ

Israel mengabaikan perintah Mahkamah Internasional (ICJ) dengan menargetkan kamp pengungsi di kota Rafah di Gaza Selatan pada hari Minggu (26/5/2024).

Menurut kantor Media Pemerintah di Gaza, 10 pusat pengungsian yang berafiliasi dengan Badan Bantuan dan Pekerja PBB untuk Palestina (UNRWA) dihantam bom Israel.

"Pesawat Israel menargetkan beberapa tenda di daerah tersebut. Rudal dan bom seberat 2.000 pon (sekitar 1 ton) juga digunakan," kata media tersebut, dikutip dari Anadolu.

Triestino Mariniello, pengacara Pusat Hak Asasi Manusia Palestina (PCGR), mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan terbaru Israel di wilayah yang ditetapkan sebagai zona aman di Rafah menunjukkan bahwa Israel masih mengabaikan ICJ.

“Gambar-gambar mengerikan yang datang dari Rafah ini menunjukkan bahwa pemerintah Israel sepenuhnya mengabaikan tindakan mengikat dan bersifat sementara yang dikeluarkan oleh Mahkamah Internasional, yang baru dua hari lalu memerintahkan Israel untuk menghentikan tindakan militer apa pun di Rafah,” katanya.

Mariniello menambahkan bahwa penetapan zona aman yang “sepenuhnya sewenang-wenang” oleh Israel bisa berarti “kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pemindahan paksa suatu populasi, mengingat tidak ada tempat yang aman di Gaza”.

Dia mengatakan bahwa kini terserah kepada Dewan Keamanan PBB untuk memastikan Israel mengikuti keputusan ICJ.

“Tindakan mendesak yang dilakukan komunitas internasional harus segera dilakukan oleh Dewan Keamanan. Ini seharusnya sudah terjadi.”

Belum ada komentar dari Sekretaris Jenderal PBB mengenai serangan terbaru di Rafah ini. 

(oln/khbrn/*)

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved