Sabtu, 4 Oktober 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Pertaruhkan 13 Tahun Kariernya di Militer AS demi Dukung Gaza, Perwira AD Amerika Mundur: Saya Malu

Seorang perwira AD Amerika memilih mundur dari jabatannya untuk mendukung Gaza. Ia berharap Israel segera menghentikan serangannya.

LinkedIn/AFP
Seorang perwira AD Amerika yang bertugas di Badan Intelijen Pertahanan (DIA), Mayor Harrison Mann (kiri), memilih mundur dari jabatannya untuk mendukung Gaza. Ia berharap Israel segera menghentikan serangannya ke Gaza. 

Organisasi itu juga menyebut pengunduran diri memang dilatarbelakangi sejumlah alasan dan motivasi.

"Pengunduran diri karyawan adalah kejadian biasa di DIA, seperti yang terjadi pada organisasi lain. Dan karyawan mengundurkan diri karena sejumlah alasan dan motivasi," kata seorang pejabat DIA kepada Reuters.

Sebagai informasi, Mann bukanlah orang baru di militer AS.

Ia sudah berdinas selama 13 tahun mengabdi untuk negaranya.

Mann menghabiskan sekitar setengah dari 13 tahun kariernya dengan spesialisasi di Timur Tengah dan Afrika.

Baca juga: Al-Qassam Pimpin Pertempuran Hadapi Pasukan Israel di Rafah, Tembaki IDF Tanpa Ampun

Ia juga pernah bertugas di Kedutaan Besar AS di Tunis.

PBB akan Gelar Sidang

Sementara itu, Pengadilan Tinggi PBB mengatakan pihaknya akan mengadakan sidang pada Kamis (16/5/2024) dan Jumat (17/5/2024), sebagai tanggapan atas permintaan Afrika Selatan untuk memberlakukan perintah darurat pada Israel demi menghentikan serangan ke Rafah.

Mahkamah Internasional (ICJ) di Den Haag, akan mendengarkan pendapat pengacara Afrika Selatan pada Kamis, diikuti dengan tanggapan Israel pada hari berikutnya, dilansir Al Arabiya.

Awal bulan ini, Afrika Selatan mengajukan petisi kepada ICJ untuk mengambil tindakan sementara atas serangan ke Rafah.

Afrika Selatan meminta pengadilan agar memerintahkan Israel untuk "segera menarik diri dan menghentikan serangan militernya."

Afrika Selatan juga meminta pengadilan untuk mendesak Israel mengambil "semua tindakan efektif" untuk memfasilitasi akses "tanpa hambatan" bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Hampir 450.000 warga Palestina baru saja mengungsi dari Rafah dalam beberapa hari terakhir, dan sekitar 100.000 dari Gaza utara.

Sementara itu, badan-badan PBB memperingatkan "tidak ada tempat yang aman" di wilayah tersebut.

Perang Gaza paling berdarah ini telah menewaskan sedikitnya 35.173 orang, sebagian besar warga sipil Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza, Rabu.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved