Selasa, 30 September 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Warga Gaza Kekurangan Uang, Mesin ATM dan Bank Banyak yang Hancur Dibom Israel

Uang kertas mulai jarang ditemukan di Gaza, Palestina. Kondisi itu memicu kelompok kriminal mengambil untung.

Penulis: Hasanudin Aco
AFP
Pengungsi Palestina berbaris untuk mengisi wadah mereka dengan air di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 19 April 2024 

Dia mendapat gaji 3.500 shekel per bulan sebagai pegawai negeri.

Tiga pekerja bantuan Barat menggambarkan geng-geng tersebut sebagai kelompok improvisasi yang bermunculan di Jalur Gaza seiring dengan meningkatnya keputusasaan.

Hingga 13 Mei, hanya 5 cabang dan 7 ATM yang masih beroperasi di Jalur Gaza, terutama di Rafah, menurut Institut Penelitian Kebijakan Ekonomi Palestina, sebuah organisasi nirlaba yang berkantor pusat di Tepi Barat.

Sebelum perang, Gaza memiliki 56 cabang bank dan 91 ATM.

Konflik tersebut meletus setelah serangan terhadap Israel pada 7 Oktober oleh kelompok militan Islam Palestina Hamas, yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan lebih dari 250 orang disandera.

Serangan Israel di Gaza, yang bertujuan untuk menghancurkan Hamas dan mengembalikan para sandera, telah menewaskan sedikitnya 35.000 warga Palestina, menurut kementerian kesehatan Gaza.

Perekonomian Palestina bergantung pada syikal Israel.

"Sistem keuangan Gaza hampir sepenuhnya bergantung pada Israel, yang harus menyetujui transfer besar-besaran dan pergerakan uang tunai ke wilayah tersebut," kata para bankir.

Israel telah memblokir uang tunai masuk ke Gaza sejak dimulainya perang pada bulan Oktober, menurut Otoritas Moneter Palestina (PMA) dan Asosiasi Bank di Palestina (ABP), sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di kota Ramallah, Tepi Barat.

Adnan Alfaleet, manajer Bank Islam Palestina di wilayah Gaza, yang mengoperasikan jaringan perbankan Islam terbesar di Wilayah Palestina, mengatakan banknya tidak memiliki uang tunai yang tersisa di Gaza.

“Saat ini kami mencapai titik kekurangan likuiditas. Ini tidak bisa menjadi lebih buruk lagi,” katanya.

Bank sentral Israel tidak menanggapi pertanyaan apakah transfer telah diblokir.

Dikatakan bahwa tidak ada bank Israel di Gaza dan syikal pernah beredar di sana pada masa lalu karena adanya perdagangan dengan pekerja Palestina di Israel.

COGAT, sebuah badan Kementerian Pertahanan Israel yang bertugas mengoordinasikan pengiriman bantuan ke wilayah Palestina, tidak menanggapi pertanyaan Reuters.

Ismail Al-Thawabta, direktur kantor media pemerintah yang dikelola Hamas, mengatakan polisi Palestina berusaha melindungi mesin ATM, meskipun mendapat kecaman dari pasukan Israel.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved