Konflik Palestina Vs Israel
Rampas Koridor Philadelphi: Israel Langgar Perjanjian Damai dengan Mesir, Memutus Gaza dari Dunia
Israel rela melanggar perjanjian damai dengan Mesir untuk menerapkan “pengepungan penuh” terhadap Gaza. Anehnya, Mesir cuma bisa menggertak tanpa aksi
Sherif Mohyeldeen, seorang pakar masalah lintas batas, memandang hal ini sebagai bagian dari “pengepungan penuh” Israel terhadap Gaza, di mana Israel kini telah menewaskan hampir 35.000 warga Palestina dan melukai lebih dari 78.200 orang sejak Oktober lalu.
“Dengan mengambil kendali koridor ini, Israel terus menunjukkan kepada semua pemain regional, kepada masyarakat Gaza, dan kepada seluruh dunia bahwa mereka melanjutkan kebijakan yang kuat dalam melakukan pengepungan penuh terhadap Gaza,” katanya kepada Anadolu.
"Israel “berusaha menekan warga Palestina di Rafah” dari semua sisi," katanya.
Dia menambahkan bahwa wilayah di selatan ini adalah satu-satunya wilayah yang sejauh ini belum sepenuhnya berada di bawah kendali Israel.
Israel jelas-jelas melanggar perjanjian perdamaian dengan Mesir dengan mengirimkan tank dan pasukan ke koridor tersebut, dan dengan menyerang pos pemeriksaan Rafah tanpa persetujuan Mesir, tambah Mohyeldeen, seorang peneliti non-residen di Carnegie Middle East Center.

Mesir Tak Berbuat Apa-apa
Siaci yakin Israel mungkin bertindak secara sepihak dalam tindakannya di Rafah, yang merupakan pelanggaran terhadap perjanjian mereka.
Namun, dia ragu Mesir akan melakukan “apa pun”.
“Selama enam bulan terakhir, Israel sebenarnya menuduh mereka (Mesir) melanggar perjanjian karena mereka telah memindahkan tank … di sepanjang perbatasan karena takut akan masuknya pengungsi Palestina, dan memperkuat (daerah) itu dengan kawat berduri dan lainnya terkait hal-hal itu,” katanya.
“Jika Mesir ingin melakukan sesuatu, mereka bisa melakukannya enam bulan lalu.”
Bahkan dengan segala pertentangan yang ada, Mesir telah mengatakan bahwa setiap pelanggaran terhadap perjanjian tersebut akan mengakibatkan “penangguhan” dan belum tentu pencabutan perjanjian tersebut, jelasnya.
“Mereka menegaskan dengan sangat jelas bahwa ini hanya akan menjadi penangguhan… dan mereka tidak ingin melakukan konfrontasi besar-besaran dengan Israel, karena hal itu akan membuka peluang lain bagi mereka,” kata Siaci.
Jika Mesir tidak bertindak, berarti mereka membiarkan Israel mengambil alih sebagian wilayah Mesir, yang lagi-lagi merupakan pelanggaran hukum nasional, tambahnya.
Jurnalis Ahmed Maher yakin Mesir dan Israel “dapat mengoordinasikan kondisi politik penyeberangan perbatasan selama tujuan keamanan nasional terpenuhi.”
“Yang pasti saat ini kawasan tersebut bukan lagi kawasan tiga perbatasan antara Mesir, Hamas, dan Israel seperti dulu sejak tahun 2007. Saat ini, kawasan tersebut hanya menjadi kawasan dua perbatasan antara Mesir dan Israel,” ujarnya kepada Anadolu.
Mohyeldeen, sebaliknya, berpendapat akan ada reaksi dari Mesir “dan itu akan segera terjadi.”
Konflik Palestina Vs Israel
Wanda Hamidah Berlayar ke Gaza Palestina, Siap Lahir Batin Jadi Relawan Perempuan Satu-satunya |
---|
Peringati Satu Tahun Serangan Pager, Hizbullah Puji Ketabahan Para Korban |
---|
Pertama Kalinya, Pimpinan Hamas Buka Suara soal Detik-detik Serangan Israel di Doha |
---|
Demi Merebut Gaza, Israel Buka Rute Baru untuk Usir Warga Palestina |
---|
Erdogan Menyerukan Persatuan Islam, Samakan Netanyahu dengan Adolf Hitler |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.